Peran Goldman Sachs dan Moody's di Balik Kejatuhan Silicon Valley Bank

Agustiyanti
16 Maret 2023, 11:43
Silicon Valley Bank, amerika serikat
123rf
Regulator AS menutup Silicon Valley Bank pada Jumat (10/3).

Silicon Valley Bank menjadi bank gagal pada Jumat (10/3), hanya berselang 48 jam setelah perusahaan megumumkan rencana penjualan sahamnya. Bank investasi Goldman Sachs dan lembaga pemeringkatan Moody's diketahui ikut memicu kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB).

Mengutip The Wall Street Journal, petinggi Silicon Valley Bank diketahui mendatangi Goldman Sachs pada akhir Februari. Ia mencari saran karena perlu memperoleh uang tetapi tak yakin bagaimana melakukannya. 

Suku bunga yang melonjak telah menelan banyak korban di industri perbankan. Deposito dan nilai portofolio obligasi bank anjlok. Ini membuat perbankan harus mengatur ulang keuangannya untuk menghindari seretnya pendanaan yang akan memberikan dampak buruk bagi keuntungan perusahaan. Di tengah situasi tersebut, Moody's tengah bersiap untuk menurunkan peringkat utang SVB.

Pembicaraan antara JP Morgan dan Silicon Valley Bank diadakan selama 10 hari yang berakhir dengan pengumuman pada 8 Maret 2023 tentang kerugian US$ 2 miliar dan rencana penjualan saham yang justru memicu ketakutan investor. Saham SVP anjlok hingga 60,41% pada hari tersebut. 

Nasabah dan modal ventura yang memiliki saldo besar dan tidak dijaminkan lembaga penjaminan simpanan AS panik. Mereka berusaha menarik dana di SVB mencapai US$ 42 miliar dalam satu hari. 

Tak ada yang bisa memperkirakan reaksi keras pasar terhadap Silicon Valley Bank, rencana Goldman Sachs untuk bank tersebut pun akhirnya menjadi kesalahan fatal. Mereka meremehkan bahaya bahwa banjir berita buruk dapat memicu krisis kepercayaan, suatu perkembangan yang dapat dengan cepat menjatuhkan bank.

Goldman Sachs adalah penasihat bagi orang kaya dan berkuasa. Mereka membantu mengatur merger, membantu perusahaan mengumpulkan uang dan merancang solusi kreatif untuk situasi sulit dari berbagai masalah keuangan. Mereka telah membantu banyak perusahaan menghasilkan miliaran dolar AS.

Namun bagi Silicon Valley Bank, saran emas Goldman justru menimbulkan biaya paling mahal. SVB runtuh dengan kecepatan luar biasa, kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS. Kejatuhannya berpotensi memicu krisis perbankan yang sedang berusaha keras untuk diatasi oleh regulator.

Kisah hari-hari terakhir SVB  ini didasarkan pada wawancara Wall Street Journal dengan para bankir, pengacara, dan investor yang hampir berpartisipasi dalam kesepakatan yang gagal.

Masalah SVB sendiri bersifat mekanis, yakni bank menghasilkan keuntungan dengan mengelola lebih banyak uang para deposan, baik melalui penyaluran kredit maupun penempatan dana dalam bentuk surat berharga atau obligasi. Namun, SVB membayar mahal untuk menghentikan deposan menarik dananya.

SVB seperti banyak bank lainnya terjebak di tengah kenaikan agresif bunga The Fed karena menempatkan banyak dana dari oblgasi berisiko rendah yang dibeli ketika era suku bunga rendah, Portofolio obligasi SVB senilai US$21 miliar menghasilkan rata-rata imbal hasil 1,79%, sedangkan imbal hasil treasury AS 10 tahun saat ini sudah mencapai sekitar 3,9%.

Menjual sebagian besar obligasi seharusnya dapat mengurangi tekanan. Apalagi, SVB juga menghadapi penarikan dana deposan karena mayoritas merupakan perusahaan teknologi yang mengalami kekeringan pendanaan dari modal ventura setelah era pandemi.

Menjual obligasi berarti SVB akan memiliki uang tunai ekstra, dan setidaknya sebagian dari uang tunai itu dapat digunakan untuk membeli obligasi baru yang membayar lebih banyak. Namun transaksi itu datang dengan tanda bintang besar: SVB harus menyadari kerugian besar.

Para eksekutif Silicon Valley Bank mendatangi Goldman juga dengan garis besar rencana untuk meningkatkan modal. Dua firma ekuitas swasta, General Atlantic dan Warburg Pincus LLC, masuk dalam daftar calon investor bank.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...