Rupiah Menguat Pagi Ini di Tengah Ramai Krisis Perbankan Global

Nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis dua poin ke level Rp 15.391 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pasar akan mencermati arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve setelah kekhawatiran terhadap krisis perbankan sedikit mereda.
Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik menguat ke arah Rp 15.371 pada pukul 10.00 WIB, atau terapresiasi 0,11% dari posisi penutupan kemarin.
Beberapa mata uang Asia lainnya juga menguat pagi ini. Yen Jepang terapresiasi 0,35% bersama dolar Singapura 0,16%, dolar Taiwan 0,06%, won Korsel 0,74%, peso Filipina 0,4%, yuan Cina 0,08%, ringgit Malaysia 0,3% dan baht Thailand 0,24%. Sebaliknya, rupee India melemah, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan datar pada perdagangan hari ini di tengah kekhawatiran pasar terhadap krisis perbankan mulai reda. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.300-Rp 15.400 per dolar AS.
Kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB) memicu kekhawatiran pasar selama perdagangan pekan ini. Namun, upaya regulator AS menjamin pemulihan dana deposan secara utuh serta pernyataan Presiden AS Joe Biden bahwa perbankan AS masih aman telah meredakan kekhawatiran tersebut.
Pasar sebelumnya juga was-was dengan nasib raksasa keuangan asal Swiss, Credit Suisse yang juga diambang kejatuhan. Namun, kabar bahwa bank tersebut akan memperoleh dukungan pinjaman dari bank sentral Swiss membantu menenangkan pasar.
"Kekhawatiran akan krisis perbankan mereda, sentimen di pasar memulih. Namun imbal hasil obligasi AS kembali naik menjelang pertemuan The Fed," kata Lukman dalam catatannya pagi ini.
The Fed akan mengumumkan arah kebijakan suku bunganya pada 22 Maret mendatang. Namun belum ada sinyal baru dari pejabat The Fed terkait kemungkinan kebijakan yang akan diambil pekan depan. Karena itu, Lukman menyebut investor masih akan wait and see mengevaluasi kembali posisi mereka.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi dengan menguat tipis di tengah ekspektasi The Fed tak akan lagi agresif mengerek suku bunganya. Rupiah diperkirakan menguat tipis ke arah Rp 15.350, dengan potensi pelemahan ke area Rp 15.420.
Ia memyebut krisis perbankan di AS tampaknya belum berhenti. Sejumlah bank besar akhirnya sepakat untuk memberi dana talangan untuk menyelamatkan First Republic Bank. Dana penyelamatan senilai US$ 30 miliar itu berasal dari JPMorgan Chase, Bank of America dan pelaku perbankan besar lainnya di AS. Namu, Ariston menyebut bantuan likuditas itu membantu meredakan kekhawatiran pasar.
"Di tengah kekhawatiran pasar terhadap krisis perbankan AS, pelaku pasar juga berekspektasi The Fed tidak akan agresif lagi menaikan suku bunga acuannya," kata Ariston dalam catatannya.
Dari dalam negeri, optimisme Bank Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi Indonesia bisa menjaga kekuatan nilai tukar rupiah. Bank sentral memperkirakan perekonomian tahun ini tumbuh bias ke atas di rentang 4,5%-5,3%.