Krisis Perbankan di Era Generasi Medsos, Apa Beda dengan Krisis 2008?

Agustiyanti
27 Maret 2023, 15:51
silicon valley bank, regulator AS, SVB, bank jatuh
Clarkston Consulting
Ilustrasi. Regulator menutup Silicon Valley Bank pada 10 Maret yang merupakan keruntuhan bank terbesar di AS sejak krisis keuangan global pada 2008.

Gejolak di sektor keuangan global memicu kekhawatiran krisis keuangan 2008 akan kembali terulang. Namun, krisis perbankan saat ini berbeda dengan kondisi 15 tahun lalu karena perkembangan media sosial, digitalisasi perbankan, dan perubahan regulasi yang sangat besar. 

"Ini adalah krisis bank pertama dari generasi Twitter," ujar Paul Donovan, kepala ekonom di UBS Global Wealth Management ketika ditanya terkait kejatuhan Credit Suisse, seperti dikutip dari CNBC, Senin (27/3).

Saham Credit Suisse anjlok pada 14 Maret setelah kelemahan material yang ditemukan pada laporan keuangannya. Kabar itu memicu lima hari penuh gejolak bagi Credit Suisse yang berakhir dengan pengambilalihan oleh UBS. 

Direktur Pusat Risiko Sistemik di London School of Economics Jon Danielsson menjelaskan, media sosial memberikan lebih banyak ruang untuk penyebaran rumor yang merusak dibandingkan tahun 2008. “Meningkatnya penggunaan internet dan media sosial, perbankan digital dan sejenisnya. Semuanya bekerja untuk membuat sistem keuangan lebih rapuh daripada yang seharusnya,” kata Danielsson.

Media sosial tidak hanya memungkinkan rumor menyebar dengan lebih mudah, tetapi juga jauh lebih cepat. “Ini benar-benar mengubah permainan,” kata CEO Citi Jane Fraser dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh The Economic Club of Washington, D.C. pekan lalu. 

Ia mengatakan hanya dengan beberapa tweet, Silicon Valley Bank jatuh lebih cepat dibandingkan apa yang pernah terjadi dalam sejarah.  Regulator menutup Silicon Valley Bank pada 10 Maret yang merupakan keruntuhan bank terbesar di AS sejak krisis keuangan global pada 2008.

Sementara informasi menyebar dalam hitungan detik, uang sekarang dapat ditarik dengan cepat. Mobile banking telah mengubah perilaku fundamental pengguna bank yang dapat menyebabkan keruntuhan finansial.

“Tidak ada antrean di luar bank seperti yang terjadi di Northern Rock di Inggris, itu tidak terjadi kali ini, karena Anda hanya online dan mengklik beberapa tombo, ” kata Paul Donavan. 

Kepala Kebijakan Pajak dan Kebijakan Perdagangan di Institut Studi Keuangan IFF Universitas St. Gallen Stefan Legge mengatakan, kombinasi penyebaran informasi yang cepat dan akses ke dana ini dapat membuat bank lebih rentan. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...