IMF dan Bank Dunia Lihat Ekonomi RI Lebih Cerah saat Dunia Suram
Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia kompak merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi lebih tinggi di tengah prospek ekonomi dunia yang lebih suram. Meski demikian, proyeksi kedua lembaaga tersebut masih lebih rendah dibandingkan kedua lembaga tersebut sebesar 5,3%.
IMF dalam laporan Article IV yang rilis pertengahan bulan lalu merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari sebelumnya diperkirakan hanya tumbuh 4,8% menjadi 5%. Sementara Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,8% menjadi 4,9%.
IMF melihat risiko perekonomian Indonesia saat ini cukup seimbang. Beberapa faktor positif bagi ekonomi Indonesia, yakni pemulihan yang lebih cepat di Cina dan meredanya tekanan inflasi global dapat memperkuat permintaan atas ekspor Indonesia.
Adapun revisi proyeksi pertumbuan ekonomi Bank dunia termuat dalam laporan terbaru East Asia and Pacific Economic Outlook April 2023. Belum ada tinjauan khusus dari Bank Dunia terkait faktor apa saja yang mendorong prospek ekonomi yang lebih cerah di dalam negeri. Meski demikian, lembaga yang berbasis di Washington DC itu menyebut basis permintaan domestik yang kuat masih jadi penopang utama pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik tahun ini.
"Namun, inflasi yang tinggi berpotensi meredam konsumsi sektor swasta. Pertumbuhan investasi swasta juga berpotensi tertahan oleh suku bunga yang tinggi serta ketidakpastian dari faktor ekonomi eksternal," demikian kata Bank Dunia dalam laporan itu dikutip Rabu (13/4).
Sementara itu, Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dalam laporan terbarunya bulan lalu tak melihat ada perubahan signifikan pada prospek ekonomi Indonesia tahun ini. Lembaga itu memproyeksi pertumbuhan tahun ini 4,7%, tak berubah dari laporan November lalu.
