Ekspor Impor Anjlok, Neraca Perdagangan April Surplus US$ 3,94 M

Abdul Azis Said
15 Mei 2023, 13:00
neraca perdagangan, surplus neraca perdagangan, ekspor impor
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Ilustrasi. Surplus neraca perdagangan sepanjang empat bulan pertama tahun ini mencapai US$ 16 miliar.

Badan Pusat Statistik mencatat, neraca perdagangan para April 2023 kembali mencetak surplus US$ 3,94 miliar. Surplus perdagangan yang lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya US$ 2,91 miliar ini terjadi di tengah anjloknya kinerja ekspor dan impor. 

"Surplus neraca perdagangan ini menguat dibandingkan Maret 2023, meski lebih rendah dibandingkan April 2022. Neraca komoditas nonmigas mencatatkan surplus US$ 5,64 miliar, sedangkan neraca komoditas migas defisit US% 1,7 miliar," ujar Deputi Bidang Metodologi dan informasi Statistik, Imam Machdi dalam konferensi pers, Senin (15/5). 

Advertisement

Ia menjelaskan, surplus neraca komoditas nonmigas terutama disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral, lemak, dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja, Sedangkan defisit pada komoditas migas disumbangkan oleh kelompok minyak mentah dan hasil minyak. 

BPS mencatat, kinerja surplus perdagangan seiring ekspor yang lebih besar dibandingkan impor meski kinerja keduanya anjlok secara bulanan maupun tahunan. 

Ekspor pada April 2023 mencapai US$ 19,29 miliar, turun 17,26% dibandingkan bulan sebelumnya atau anjlok 29,44% dibandingkan April 2022. Penurunan ekspor ini seiring melandainya harga komoditas dan pola musiman libur Lebaran. 

Ia menjelaskan, beberapa harga komoditas unggulan Indonesia, seperti CPO, batu bara, nikel, dan minyak mentah sebenarnya naik pada bulan lalu dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi masih turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  Sementara beberapa komoditas lainnya, seperti bijih besi dan gas alam turun secara bulanan atau tahunan.

 Selain harga komoditas, ekspor dipengaruhi nilai tukar rupiah hingga April relatif kuat dibandingkan Maret. BPS mencatat, rata-rata kurs JISDOR hingga 28 April tercatat Rp 14.661 per dolar AS, sedangkan pada Maret Rp 14.844 per dolar AS. 

Imam pun mencatat, masih terjadi peningkatan pada ekspor sejumlah komoditas nonmigas. Kenaikan terbesar terjadi pada ekspor baja, biji loham, dan terak abu yang naik US$ 166,8 juta atau 26,16% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan terutama terjadi untuk pengiriman ke Jepang, Cina, dan Jerman.  Sementara penurunan ekspornonmigas terbesar terjadi pada logam mulia, perhiasan, dan permata yang turun US$ 573,4 juta atau 52,3%.

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement