Rupiah Menguat Lagi Berkat The Fed Kemungkinan Tidak Naikkan Bunga

Abdul Azis Said
6 Juni 2023, 10:16
rupiah, rupiah menguat, dolar AS
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.
Ilustrasi. Rupiah menguat ke level 14.829 pada pukul 10.15 WIB, atau sudah terapresiasi 0,41% dari posisi penutupan kemarin.

Rupiah dibuka menguat 37 poin ke level 14.854 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Tanda-tanda pelemahan sektor jasa Amerika Serikat mendorong ekspektasi bank sentral AS, The Fed tak akan menaikkan suku bunga bulan ini.

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat ke level 14.829 pada pukul 10.15 WIB, atau sudah terapresiasi 0,41% dari posisi penutupan kemarin. 

Rupiah menjadi mata uang paling perkasa nomor dua terhadap dolar AS pagi ini setelah won Korea Selatan yang menguat 0,87%. Mata uang Asia lainnya yang menguat seperti baht Thailand 0,18%, dolar Taiwan 0,12%, dolar Singapura 0,08%, yen Jepang 0,04%, yuan Cina 0,02% dan peso Filipina 0,01%. Sebaliknya, ringgit Malaysia, rupee India dan dolar Hong Kong kompak terkoreksi.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah masih akan menguat hari ini seiring meluasnya ekspektasi The Fed tak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan mendatang. Rupiah diperkirakan menguat ke arah 14.850, dengan potensi pelemahan ke arah 14.950 per dolar AS.

Laporan kinerjs sektor usaha jasa di AS untuk periode Mei yang rilis semalam menunjukkan pelemahan. Indeks PMI jasa sebesar 50,3, tetap ekspansif tetapi jauh di bawah ekspektasi pasar yang disurvei Reuters sebesar 52,2 poin. Data ini cukup penting mengingat sektor jasa menyumbang dua pertiga perekononian Amerika Serikat.

Tanda-tanda perlambatan ekonomi tersebut mendorong meluasnya ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mengambil jeda kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan ini. Berdasarkan CME Group FedWatch Tool, probabilitas The Fed tidak menaikkan suku bunga sebesar 76% , meningkat dari pekan lalu yang sempat turun ke 36%.

"Selain itu, dengan disetujuinya batas atas utang AS, pelaku pasar berani lagi masuk ke aset berisiko," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Selasa (6/6).

Advertisement

Dari dalam negeri, penurunan inflasi telah meningkatkan keyakinanan pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan ini mendukung rupiah. Inflasi Mei tercatat 4% secara tahunan, kembali ke rentang atas target bank sentral.

Di sisi lain, pasar masih mewaspadai sentimen pasar pagi ini yang tidak terlalu bullish untuk aset berisiko. Indeks saham Asia bergerak beragam dan nilai tukar regional bergerak sedikit melemah terhadap dollar AS.

Senada, analis pasar uang Lukman Leong juga melihat peluang penguatan rupiah setelah data PMI jasa di AS lebih lemah dari ekspektasi pasar. Inflasi yang mereda di dalam negeri juga membantu penguatan. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang 14.800-14.950 per dolar AS pada hari ini.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.

Artikel Terkait