Airlangga Temui Delegasi Inggris: Bahas Kerja Sama ASEAN hingga Sawit
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu Utusan Perdana Menteri Inggris Bidang Perdagangan untuk Indonesia, Filipina, Malaysia, dan ASEAN Richard Graham pada Rabu (7/6). Keduanya membahas peningkatan kerja sama Inggris dengan ASEAN hingga masalah perdagangan sawit dengan Indonesia.
Richard Graham dalam pertemuan tersebut mengatakan, Inggris selaku mitra wicara ASEAN telah memberikan dukungan pada dua priority economic deliverables (PED) Indonesia. Pertama, prioritas terkait pengembangan kerangka inisiatif industri di kawasan ASEAN dan penyusunan peta jalan untuk mendukung Sustainable Development Goals di kawasan.
Selain kerja sama dengan ASEAN, Inggris juga menyampaikan kesiapan untuk mendukung hilirisasi industri, ekosistem kendaraan listrik, dan digitalisasi ekonomi di Indonesia. Inggris ingin beekerja sama untuk mengembangkan sektor pendidikan Indonesia
Airlangga mengatakan,pemerintah Inggris dapat bekerja sama dengan Universitas Brawijaya dan Kawasan Ekonomi Khusus Singasari di Malang.
"Dapat juga mengambil model kerja sama yang telah dilakukan oleh Monash University, Apple Academy, dan IBM Academy," ujarnya, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (8/6).
Airlangga juga membahas uji tuntas terhadap regulasi turunan terkait Komoditas Kehutanan yang Berisiko (Due Dilligence on Forest Risk Commodities) yang tengah disusun oleh Inggris. Ia berharap Inggris tidak mengikuti langkah Uni Eropa yang belum lama ini mengeluarkan EU Deforestation-Free Regulation yang berpotensi merugikan petani kecil dari komoditas ekspor unggulan Indonesia, terutama kelapa sawit.
"Untuk itu Indonesia siap melakukan pembahasan lebih lanjut untuk menyamakan pemahaman bersama dengan pihak Inggris guna mencari langkah dan titik temu yang fair dan bersifat non-diskriminatif yang dapat diterima kedua pihak,” tegas Menko Airlangga.
Indonesia dan Inggris juga menegaskan keinginan untuk menjajaki kemungkinan perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) melalui platform dialog kerjasama ekonomi dan perdagangan, Joint Economic and Trade Committee (JETCO), yang telah terbentuk sebelumnya.
“Kerja sama ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Indonesia memiliki pasar domestik yang besar dan produk yang diproduksi juga dapat diekspor, dan bersifat komplementer,” kata Airlangga.
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData