BUMN Minta PMN demi Bayar Utang Proyek Mandalika, Ini Kata Sri Mulyani
BUMN holding pariswisata, InJourney mengusulkan tambahan suntikan modal melalui penyertaan modal negara Rp 1,19 triliun yang akan digunakan sebagian besar untuk menutup utang proyek Sirkuit Mandalika. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut angka tersebut belum final.
Usulan PMN ini juga telah disetujui Komisi VI DPR RI. Dalam pembahasan dengan Komisi VI DPR, Injourney menjelaskan, berencana menggunakan Rp 1,05 triliun dari dana itu untuk memenuhi utang janga pendek terkait proyek Sirkuit Mandalika.
"Untuk berbagai macam PMN nanti akan kami lihat dalam RUU APBN final. Karena sekarang masih dalam proses, jadi masing-masing membahas dengan Komisinya (komisi di DPR) dan kita juga akan bahas dengan Kementerian BUMN," kata Sri Mulyani ditemui di Kompleks Parlemen, Jumat (16/6).
BUMN tersebut diketahui menanggung utang Rp 4,6 triliun dari proyek Sirkuit Mandalika. Ini terdiri atas kewajiban pembayaran jangka pendek alias short term sebesar Rp 1,2 triliun dan kewajiban jangka panjang atau long term senilai Rp 3,4 triliun.
Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengatakan, perusahaan tidak bisa menyelesaikan kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1,2 triliun. Oleh karena itu, PMN sebesar Rp 1,19 triliun yang diajukan akan digunakan sebagian besar untuk memenuhi tagihan tersebut.
"Di antaranya untuk bayar pembangunan Grand Stand, VIP Vilage dan kebutuhan modal kerja penyelenggaraan event," kata Dony, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI beberapa hari lalu.
Adapun untuk memenuhi kewajiban jangka panjang, Dony menyebut pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi seperti menghapus event World Superbike (WSBK) dari Sirkut Mandalika. Mandalika Grand Prix Association (MGPA) juga merencanakan untuk membuat sirkuit lain untuk kebutuhan ajang internasional. Strategi ini disebut agar pengelola Sirkuit Mandalika lebih untung.
Selain itu, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) yang merupakan bagian dari holding InJourney akan mencari investor swasta dan berharap ada investor yang berinvestasi dalam lahan Mandalika. Namun, Dony akan meninjau harganya sebelum mencari investor untuk berinvestasi.
"Saat ini harga ditawarkan harganya lebih tinggi tiga kali lipat, jadi tidak ada investor masuk," katanya.