Ketimpangan Miskin dan Kaya di RI Cetak Rekor Teburuk 5 Tahun Terakhir

Abdul Azis Said
17 Juli 2023, 14:45
ketimpangan, rasio gini
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah anak bermain di pemukiman kumuh wilayah Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa, (7/9/2021). BPS mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk kaya dan miskin meningkat pada Maret 2023.

Indeks rasio gini yang menggembarkan ketimpangan pengeluaran masyarakat miskin dan kaya di Indonesia meningkat dan mencapai rekor tertingginya dalam lima tahun terakhir pada Maret 2023. Ini karena kenaikan pengeluaran masyarakat kaya Indonesia naik lebih cepat dibandingkan yang termiskin.

Pemburukan pada ketimpangan di Indonesia tersebut tercermin dari indeks rasio gini yang naik menjadi 0,388 pada Maret 2023, dibandingkan rilis September 2022 sebesar 0,381 maupun Maret 2022 sebesar 0,384. Kenaikan ini menyentuh rekor tertingginya sejak September 2018 atau lima tahun terakhir. 

Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto menyebut, kenaikan terutama terjadi di perkotaan, sementara ketimpangan di pedesaan justru stagnan. Tingkat ketimpangan di perkotaan bahkan menyentuh rekor tertinggi setidaknya sejak Maret 2017. Kenaikan di perkotaan ini menyebabkan angka secara nasional ikut naik.

Kenaikan di perkotaan disebabkan oleh sumbangan kelompok 20% terkaya terhadap total pengeluaran masyarakat meningkat 1,61 poin sementara porsi dari kelompok 40% menengah dan termiskin justru turun.

"Jadi karena lapisan masyarakat 40% terbawah dan menengah memiliki pertumbuhan pengeluaran yang lebih lambat dibandingkan kelompok 20% teratas, sehingga terjadi ketimpangan," kata Atqo dalam konferensi pers, Senin (17/7).

BPS mencatat penduduk 20% terkaya di Indonesia menyumbang 46,71% terhadap total pengeluaran, naik hampir satu poin persentase dibandingkan September 2022. Sebaliknya, sumbangan dari kelompok 40% menengah dan 40% terbawah turun.

Secara spasial, ketimpangan di hampir seluruh wilayah Indonesia meningkat kecuali di Maluku dan Papua yang justru turun. Sementara kenaikan tertinggi terjadi di pulau Jawa sebesar 0,09 poin dan Sulawesi 0,08 poin.

Meski demikian, kondisi Maret 2023 masih menunjukkan tingkat ketimpangan yang rendah berdasarkan ukuran Bank Dunia. Ini karena porsi pengeluaran masyarakat 40% termiskin masih di atas 17%. 

Ringkat ketimpangan di perkotaan masuk kategori sedang dari sebelumnya rendah karena porsi pengeluaran penduduk termiskin menyusut menjadi  16,99%. Sementara ketimpangan di desa tergolong rendah dengan porsi pengeluaran penduduk miskin masih di atas 21%.

BPS mencatat, tingkat ketimpangan di Indonesia sebetulnya terus menurun setidaknya sejak Maret 2017. Namun pukulan Pandemi Covid-18 menyebabkan kesenjangan pengeluaran meningkat. Seiring pemulihan ekonomi, rasio gini beberapa kali menurun sejak 2021 zekalipun masih fluktuatif karena beberapa kali menunjukkan kenaikan. 

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...