Rupiah Loyo ke 15.391 per US$ Tertekan Ekspektasi Suku Bunga Tinggi AS

Nilai tukar rupiah melemah 0,11% ke level Rp 15.391 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Senin (25/9). Analis memperkirakan, rupiah bergerak melemah hari ini tertekan ekspektasi suku bunga tinggi di Amerika Serikat.
Mengutip Bloomberg, mata uang Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Pelemahan terhadap dolar AS juga dialami yuan Cina 0,07%, baht Thailand 0,06%, dolar Taiwan 0,02%, ridolar Singapura 0,09%, dan yen Jepang 0,01%. Sementara itu, dolar Hong Kong menguat 0,05%, ringgit Malaysia 0,11%, won Korea Selatan 0,15%, peso Filipina 0,03%, dan rupee India 0,19%.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra menjelaskan, rupiah masih berpeluang melemah hari ini. Ekspektasi suku bunga tinggi di AS setelah pengumuman hasil rapat Bank Sentral AS pekan lalu berpotensi mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.
"Yield obligasi AS juga terlihat masih bergerak di level tinggi dengan tenor 2 tahun di 5,1% dan tenor 10 tahun di 4,4%," ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (25/9).
Ia menjelaskan, harga minyak mentah yang sedang naik ke level US$90 per barel juga dapat memberikan tekanan pada aset berisiko , ermasuk rupiah. Harga minyak yang naik, dapat mendorong inflasi dan melambatkan pertumbuhan ekonomi global.
"Di sisi lain, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bisa mencapai 5% dan inflasi yang stabil tahun ini oleh ADB, bisa mengurangi kekhawatiran pasar terhadap ekonomi," kata dia.
Sementara itu, Pengamat pasar uang Lukman Leong memperkirakan, rupiah dan mata uang Asia lainnya akan berkonsolidasi dengan kecenderungan berbalik menguat tipis. Dolar AS sendiri diperkirakan akan mengalami koreksi akibat aksi ambil untung oleh investor setelah kenaikan besar minggu lalu.
"Rupiah akan bergerak di antara Rp 15.300 - Rp 15.400 per dolar AS," kata dia.