Ramai Boikot Zara, Pemiliknya Masuk Jajaran Orang Terkaya Dunia
Kampanye iklan produk terbaru peritel pakaian asal Spanyol, Zara menuai protes dan seruan boikot karena dianggap menghina kondisi yang terjadi di Palestina saat ini. Siapa sebenarnya pemiliknya?
Zara adalah merek fesyen global yang berkantor pusat di Galicia Spanyol. Brand yang kini memiliki ribuan gerai di seluruh dunia ini didirikan oleh Amancio Ortega.
Ortega lahir di Busdongo de Arbás, Leon, Spanyol. Ia adalah anak termuda di keluarganya dari ayah seorang pekerja kereta api, Ortega bekerja di toko baju setempat bernama Gal. Pada 1972, ia mendirikan Confecciones Goa yang menjual jubah mandi tenun. Jubah tersebut diproduksi ribuan wanita setempat yang tergabung dalam beberapa koperasi jahit.
Tiga tahun kemudian, ia membuka gerai pertama Zara. Ortega awalnya memberi nama toko tersebut Zorba sesuai nama film klasik Zorba The Greek. Ia mengganti nama gerainya menjadi Zara karena terdapat bar dengan nama yang sama di dekat tokonya.
Gerai tersebut menjual barang fesyen mirip dengan produk-produk kelas atas yang sedang populer dengan harga yang lebih murah. Selama dekade 1980-an, Ortega mengubah proses perancangan, produksi, dan distribusinya agar dapat bereaksi lebih cepat terhadap tren baru, yang ia sebut sebagai "mode instan". Perubahan tersebut juga mencakup penggunaan teknologi informasi dan penggunaan sekelompok perancang, bukannya perorangan.
Zara kini merupakan bagian dari grup Inditex yang 59,29% sahamnya dipegang Ortega. Inditex kini memiliki lebih dari 6.000 toko dengan merek Zara, Massimo Dutti, Oysho, Zara Home, Kiddy's Class, Tempe, Stradivarius, Pull and Bear, dan Berskha.
Ortega sendiri dikabarkan sangat menutup diri dan bersikap sederhana. Baru pada tahun 1999 foto dirinya diterbitkan. Ia mengunjungi kedai kopi yang sama setiap hari dan makan siang bersama karyawannya di kantin kantor. Ia menolak mengenakan dasi dan biasanya cuma memakai seragam biasa berupa blazer biru, baju putih, dan celana abu-abu. Semuanya bukan produk Zara.
Ia juga sangat aktif dalam menangani proses produksi dan desain di perusahaannya. Ketika Ortega muncul di hadapan publik pada tahun 2000, pers keuangan Spanyol menulis peristiwa ini secara besar-besaran. Saat itu ia menghadiri muncul sebelum penawaran umum saham perdana atau IPO Inditex pada 2001.
Menurut Forbes, Ortega adalah salah satu pengusaha retail terkaya dunia. Kekayaannya saat ini mencapai US$ 95,8 miliar atau setara Rp 1.494 triliun jika menggunakan asumsi kurs Rp 15.600 per dolar AS.
Zara tengah menuai kontroversi karena mengkampanyekan iklan untuk koleksi terbarunya dalam foto-foto yang dianggap mengejek kondisi di Palestina. Iklan tersebut memicu seruan boikot terhadap produknya.
Dalam foto kampanye iklan yang dipublikasikan Zara bulan ini, seorang model tampil dengan membopong patung yang dibungkus kain putih yang bentuknya menyerupai mayat dengan kain kafan. Adapula foto yang menampilkan boneka-boneka dengan anggota tubuh yang hilang.
Aktivis-aktivis Pro Palestina menganggap foto-foto tersebut sebagai penghinaan terhadap kondisi yang terjadi di Palestina saat ini. Mereka pun menyerukan agar masyarakat global memboikot merek ritel tersebut. Beberapa membandingkan foto yang dipublikasikan Zara dengan foto korban Palestina yang tengah memeluk keluarga dalam balutan kafan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza, perang Israel dan Hamas telah menewaskan 18 ribu orang. Mayoritas adalah perempuan dan anak-anak dan sebagian tewas dengan bentuk tubuh yang tak sempurna karena serangan bom.
Iklan kontroversial tersebut hilang dari situs web dan aplikasi mereka. Namun, sebagian foto masih dipajang di instagram Zara. Sembilan foto teratas di laman instagram Zara memiliki puluhan ribu komentar. Sebagian besar adalah seruan boikot, yang antara lain diramaikan netizen Indonesia. Tagar BoycottZara juga menjadi tren di platform pesan X.
Zara aat peluncuran koleksinya pada 7 Desember mengatakan bahwa koleksinya terinspirasi oleh penjahitan pria dari abad yang lalu. Foto-foto tersebut menunjukkan sebuah studio seniman dengan tangga, bahan pengepakan, peti kayu dan derek, serta asisten yang mengenakan pakaian terusan. Mereka juga menyebut bahwa foto-foto tersebut diambil sebelum serangan 7 Oktober.
Koleksi enam jaket yang iklannya memicu kontroversi ini masuk dalam jajaran produk termahal mereka. Harga jaket dibanderol dari US$229 untuk blazer wol abu-abu dengan lengan rajutan tebal hingga US$799 untuk jaket kulit.