Kisah Korban Corona: Didiagnosa Radang Otak, Fabyan Wafat PDP Covid-19

Ameidyo Daud Nasution
30 April 2020, 06:15
virus corona, covid-19, pandemi corona
Katadata
Fabyan Devara (16) meninggal pada 24 April 2020 setelah diisolasi dengan status PDP corona (Foto: istimewa)

Duka mendalam ditinggal anggota keluarga di masa pandemi virus corona Covid-19 banyak dirasakan masyarakat. Tak terkecuali Farma Dinata (44 tahun) yang terpaksa kehilangan putranya, Fabyan Devara (16).

Dalam laman media sosialnya, pekerja di sebuah televisi nasional itu mengatakan sang anak meninggal usai diisolasi selama empat hari dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona. Padahal sebelumnya Fabyan tidak merasakan gejala virus yang menyerang organ pernapasan tersebut.

Advertisement

“Di risalah kematiannya, diagnosa sekundernya Covid-19, primernya ensefalitis (radang otak),” kata Farma ketika dikonfirmasi Katadata.co.id, Senin (29/4).

(Baca: Video: Data Terbaru Kasus Corona di Indonesia per 29 April 2020)

Dalam laman media sosialnya, Farma mengatakan awalnya Byan -panggilan akrab Fabyan- mengalami kesemutan di tangan kanannya pada akhir Maret lalu. Keluhan tersebut berkembang menjadi mati rasa sehingga tangannya sulit berfungsi secara normal.

Tak hanya penurunan fungsi motorik, Byan juga memperlihatkan kebiasaan yang menurut Farma aneh yakni terlelap bahkan hingga 23 jam. Khawatir dengan kondisi ini, dia membawa sang anak ke rumah sakit di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

“Diagnosa dokter saat itu ada masalah di otak kiri anak kami,” tulis Farma.

Fabyan lalu sempat menjalani rawat jalan selama beberapa hari dengan menggunakan kursi roda. Namun pada 16 April, Byan dilarikan ke rumah sakit yang berbeda di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, setelah berkali-kali muntah.

Ternyata hasil tes darah hingga CT scan tak menunjukkan adanya masalah pada otaknya. Demi mendapatkan diagnosa lebih spesifik, Fabyan lalu dirujuk ke RS Pusat Otak Nasional (PON), Cawang, Jakarta Timur.

“Dokter RS PON mendiagnosa Fabyan mengalami stroke. Kasus langka, tapi kata mereka pernah ada kejadian pada remaja,” tulis Farma.

Lima hari menjalani perawatan, kondisi Fabyan malah terus memburuk hingga tak mampu bangun dari tidurnya. Farma mengatakan, di tahap ini ia melihat anaknya mulai menunjukkan gejala Covid-19 seperti demam tinggi, batuk, hingga kejang.

“Hasil tes thorax, Fabyan terindikasi terpapar (corona) dan harus pindah ke ruang isolasi untuk tes swab esok paginya,” kata Farma.

Dia juga harus menandatangani protokol penanganan Covid-19 yang disodorkan oleh rumah sakit. Isinya biaya perawatan ditanggung pemerintah dan jika Fabyan meninggal harus menjalani pemulasaran hingga pemakaman dengan protap corona.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement