Jokowi Kembali Tegur Menteri agar Kerja Keras dan Cepat saat Krisis

Dimas Jarot Bayu
8 Juli 2020, 21:05
jokowi, virus corona, kabinet
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL/foc.
Presiden Joko Widodo bersiap memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (7/7/2020). Dalam ratas kemarin Jokowi kembali memerintahkan para Menteri merespons krisis dengan cepat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegur para menteri untuk bekerja lebih keras lagi di masa pandemi virus corona Covid-19. Jokowi memerintahkan bawahannya harus bisa membuat aturan yang cepat dalam situasi krisis seperti saat ini.

Rapat terbatas tersebut digelar tertutup dari awak media. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden baru mengirimkan siaran pers pada Rabu (8/7) malam. Dalam arahannya, Jokowi kembali menyatakan tak ingin melihat para menteri bekerja biasa-biasa saja di situasi genting ini.

"Membuat Permen (Peraturan Menteri) yang biasanya mungkin dua minggu, ya sehari selesai. Membuat PP (Peraturan Pemerintah) yang biasanya sebulan ya dua hari selesai. Itu yang saya inginkan," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Selasa (7/7).

(Baca: Jokowi Ancam Reshuffle Kabinet, Kinerja Beberapa Sektor Disorot)

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga meminta jajarannya untuk membuat terobosan agar prosedur yang rumit bisa menjadi sederhana. Dia menyebut langkah ini sebagai smart shortcut. “Bagaimana caranya? bapak, ibu, dan saudara-saudara lebih tahu dari saya menyelesaikan ini. Kembali lagi, jangan biasa-biasa saja," kata Jokowi.

Jokowi menilai sikap biasa saja dalam memandang situasi krisis saat ini sangat berbahaya. Apalagi prediksi pertumbuhan ekonomi dunia juga kurang menggembirakan. Dia lantas mengutip informasi dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang meramal kontraksi ekonomi global minus 6% hingga minus 7,6%.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama 2020 juga hanya bergerak 2,97%. Meski pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2020 belum diketahui, Jokowi meminta agar hal tersebut diwaspadai.

"Karena apa? Ya mobilitasnya kita batasi. Mobilitas dibatasi, pariwisata anjlok. Mobilitas dibatasi, hotel dan restoran langsung anjlok, terganggu. Mal ditutup, lifestyle anjlok, terganggu," kata dia.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...