Dilema Ridwan Kamil Antara Kesehatan & Ekonomi dalam Tangani Corona

Dimas Jarot Bayu
3 September 2020, 17:11
ridwan kamil, jawa barat, virus corona
ANTARA FOTO/Novrian Arbi/ama.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/3/2020). Ridwan (3/9) mengaku sulit menyeimbangkan aspek kesehatan dan ekonomi dalam menangani dampak corona.

Kesulitan menyeimbangkan penanganan kesehatan dan ekonomi dalam mengatasi dampak Covid-19 tak hanya dialami pemerintah pusat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan dirinya juga sulit menjaga penanganan kedua aspek tersebut.

Pasalnya, penanganan pandemi corona tak bisa hanya dilihat dari aspek kesehatan namun juga ekonomi. Dia mengatakan penguatan kesehatan dalam penanganan pandemi corona dapat berdampak signifikan terhadap perekonomian.

Namun jika pereekonomian dilonggarkan sedikit saja, maka laju kasus corona menjadi fluktuatif. “Bagaimana porsi penanganan kesehatan dan ekonomi memang tidak sederhana,” kata Emil dalam rekaman video yang disiarkan di webinar Katadata.co.id bertajuk '6 Bulan Covid-19 di Indonesia, Kapan Berakhirnya?' pada Kamis (3/9).

Atas dasar itu, Emil menilai pengambilan keputusan dalam penanganan pandemi corona harus hati-hati. Menurutnya, kebijakan yang diambil harus bisa menyeimbangkan aspek kesehatan dan ekonomi dengan mempertimbangkan data yang ada.

Dia pun mengklaim Pemerintah Provinsi Jawa Barat transparan dan tidak menyimpan rahasia mengenai data-data penanganan corona.  “Karena bagi kami, Covid-19 ini bukan sebuah ajang politik, ajang pencitraan. Ini benar-benar ujian, sebuah sistem yang tidak semua bisa lulus,” kata Emil.

Pemprov Jawa Barat juga membuat manajemen penanganan corona yang lebih sederhana mengingat dinamika kasus bisa berubah setiap harinya. Harapannya, orang-orang yang turun langsung ke lapangan lebih memahami persoalan pandemi corona.

“Maka Jawa Barat dalam praktiknya mencoba berinisiatif, tapi sambil tetap berharmoni dengan kebijakan pemerintah pusat,” kata dia.

Selain itu Emil mengatakan Pemprov Jawa Barat bisa membuat berbagai alat kesehatan untuk menaangani corona. Teranyar, kandidat vaksin buatan PT Bio Farma (Persero) yang bekerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd juga dikembangkan di Jabar.

“Prinsip kami adalah apa yang disebut kolaborasi bersama semua pihak untuk menunjukkan bahwa Covid-19 ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi masyarakat dan semuanya,” kata dia.

Kejar 500 Ribu Tes

Emil lalu mengakui jika rasio pengetesan virus corona Covid-19 di wilayahnya masih belum ideal. Mantan Wali Kota Bandung itu mengatakan, Jabar seharusnya mampu melakukan tes untuk 500 ribu penduduknya.

Atas dasar itu, dia berupaya untuk bisa mengejar target tes corona di Jawa Barat mencapai 50 ribu per hari. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan membeli 27 alat PCR portabel.

Emil mengatakan, alat itu itu akan dibawa keliling desa-desa di Jabar untuk memeriksa penduduk. "Sehingga keterjangkauan pemetaan Covid-19 itu bisa terkendali," kata Emil.

Dia juga meminta bantuan pemerintah pusat untuk bisa menambah alat PCR di Jawa Barat dan meningkatkan tes corona. Sedangkan jumlah sumber daya manusia (SDM) Jabar sudah cukup untuk menambah kapasitas tes. "Jadi intinya ada barang kami tes, tidak ada barang, ya kami tunggu dan upayakan," kata dia.

Dirinya juga telah membuat tim khusus untuk melakukan pelacakan kasus positif corona dan kontak eratnya. ini mengingat Pemprov tak bisa hanya mengandalkan laporan inisiatif dari orang-orang yang terpapar corona.

Menurut Emil, laporan yang mereka sampaikan terlalu pasif. "Dalam manajemen kepemimpinan, kepasifan informasi ini akan jadi sumber masalah yang tersembunyi," kata dia.

Reporter: Dimas Jarot Bayu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...