Menristek Andalkan Tes Corona dengan GeNose Milik UGM, Harganya Murah

Rizky Alika
12 Oktober 2020, 18:22
alat tes corona, covid-19, virus corona
ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/foc.
Petugas medis unit pelaksana teknis (UPT) Laboratorium Kesehatan Nusa Tenggara Timur menguji sampel darah warga menggunakan alat tes cepat (rapid test) COVID-19 di Kupang, NTT, Selasa (2/6/2020). UPT Labkes NTT menerima pemeriksaan darah menggunakan alat tes cepat COVID-19 berbayar senilai Rp250 ribu per orang bagi yang ingin melakukan perjalanan baik di wilayah NTT maupun keluar wilayah NTT.

Pemerintah tengah berupaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap tes Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Salah satunya dengan GeNose yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan GeNose mampu mendeteksi Covid-19 melalui napas. Metode pemeriksaan tersebut dinilai lebih murah dan lebih akurat dibandingkan tes PCR.

Bambang sebelumnya mengatakan biaya alat deteksi Covid-19 lewat napas ini hanya Rp 40 juta untuk 100 ribu pemeriksaan. Sedangkan PCR memerlukan fasilitas dan mesin dengan harga Rp 1 miliar.  Sedangkan dari laman Alodokter, biaya tes PCR di sejumlah rumah sakit mencapai Rp 900 ribu sampai Rp 2,5 juta.

"Inovasi dalam negeri yang bisa menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan PCR test dan meningkatkan screening yang lebih baik, yaitu GeNose," kata Bambang usai menghadiri rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo secara virtual, Senin (12/10).

Saat ini, GeNose tengah memasuki uji klinis tahap pertama pada sebuah rumah sakit di Jogjakarta serta akan diperluas pada rumah sakit lainnya. Bambang menyebutkan, tingkat akurasinya mencapai 97%.

Selain mengurangi ketergantungan pada tes PCR, GeNose juga dapat menjadi solusi screening virus corona dalam tubuh seseorang. Sebab, selama ini deteksi Covid-19 melalui tes cepat (rapid test) memiliki tingkat akurasi yang lebih rendah.

Selain UGM, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga mengembangkan RT Lamp yang dapat menggantikan tes usap. Menurutnya, RT Lamp dapat melakukan tes lebih cepat, yaitu kurang dari satu jam lantaran tidak menggunakan laboratorium biosafety level (BSL) 2.

Apalagi selama ini, swab test dinilai memakan waktu yang lama saat proses pemeriksaan di laboratorium. "Ini jadi solusi rumitnya testing pakai PCR. Jauh lebih cepat dan murah. Tingkat akurasi bisa dipertanggungjawabkan," ujar Bambang.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...