Mendag Sebut Kerja Sama Ekonomi RCEP Bisa Dongkrak Ekspor dan UMKM

Rizky Alika
11 November 2020, 19:21
perdagangan, RCEP, kementerian perdagangan
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Untuk mengatasai dampak pandemi virus corona (COVID-19), Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2020 tentang Penataan dan Penyederhanan Perizinan Impor, yang mengatur impor barang dan bahan pangan pokok, cadangan pangan pemerintah, bahan baku dan penolong, barang dan bahan baku pencegahan atau penanganan bencana, serta kebutuhan lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) akan segera diteken pada 15 November mendatang. Pemerintah meyakini perjanjian tersebut akan memberikan dampak positif bagi pemulihan ekonomi nasional.

RCEP merupakan perjanjian yang melibatkan 10 negara ASEAN dengan lima mitra dagang lainnya, yaitu Tiongkok, Korea Selatan, Australia, Jepang, dan Selandia Baru, dan India. Belakangan, India menarik diri dari perundingan pada 2019 lalu.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto akan mendorong pelaku usaha, termasuk pelaku UMKM untuk memperluas akses pasar. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor nasional. "Ini sinyal positif bagi pelaku usaha dalam pemulihan ekonomi nasional," kata Agus saat konferensi pers di kantornya, Rabu (11/11).

Selain itu dengan perjanjian multilateral ini, kontribusi Indonesia pada rantai pasok perdagangan global akan meningkat. Tak hanya itu, Agus juga yakin RCEP juga bisa berdampak pada peningkatan investasi hingga penciptaan lapangan kerja. Dia lalu memprediksi RCEP akan membantu peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) RI hingga 0,05% pada 2021-2032.  

Agus mengatakan, anggota RCEP tetap membuka diri bagi India jika Negara Bollywood itu ingin ikut berpartisipasi di kemudian hari. "Semua harapkan India bergabung pada waktu mendatang. Tetap ada opsi itu," ujar dia.

Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman tahun 2018 lalu sempat menghitung PDB negara RCEP menyumbang 32,2% terhadap pertumbuhan dunia. Jika RCEP berjalan tanpa India, sumbangannya hanya 29% terhadap PDB dunia.

Dari sisi perdagangan, negara RCEP menyumbang 29,2% perdagangan dunia, dan menjadi 27,1% tanpa India. Kemudian dari sisi pasar, jumlah penduduk negara RCEP mencapai 47,4% dari total populasi dunia dan mengecil jadi 29,6% tanpa negara Asia Selatan tersebut.

Oleh karena itu, Rizal menilai justru India yang rugi bila tidak ikut serta dalam perjanjian regional terbesar di dunia tersebut lantaran mereka hanya bisa memanfaatkan perjanjian bilateral dengan negara mitra dagangnya. Sedangkan Indonesia masih memiliki akses ke India melalui pakta Asean-India Free Trade Area (AIFTA).

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...