Dampak Berganda Pemangkasan Cuti Akhir Tahun bagi Industri & Kesehatan

Rizky Alika
24 November 2020, 21:50
cuti bersama, industri, covid-19
ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Sejumlah kendaraan melintas di tol Jakarta-Cikampek, Bekasi Jawa Barat, Minggu (1/11/2020). Pada arus balik libur cuti bersama dan Maulid Nabi Muhammad SAW, lalu lintas di tol Jakarta-Cikampek terpantau ramai lancar.

Pemerintah semula menambah hari cuti bersama akhir tahun untuk mendorong ekonomi dan pariwisata. Namun, awal pekan ini, Presiden Joko Widodo meminta cuti bersama tahun baru 2021 dan libur pengganti Idul Fitri dipangkas karena jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air masih tinggi.

Pengusaha pun menyambut baik rencana tersebut. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Johnny Darmawan menjelaskan swasta acapkali menanggung beban lebih besar lantaran harus membayar biaya lembur kepada pegawainya saat cuti panjang.

Advertisement

Di sisi lain, libur yang terlalu lama dinilai tidak baik bagi perusahaan tertentu lantaran mesin produksi harus beroperasi selama 24 jam. "Jadi bagus kalau cuti bersama dikurangi," kata Johnny saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (24/11).

Johnny pun menilai, hari kerja Indonesia termasuk sedikit bila dibandingkan negara lain.  Padahal, peningkatan produktivitas dapat dilakukan bila jam kerja di dalam negeri tidak lebih rendah dibandingkan negara lainnya.

Tak hanya itu, jam kerja yang lebih banyak dinilai dapat membantu pengusaha untuk mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain.  Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat sebesar 47,8 pada Oktober 2020. Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan sejumlah negara ASEAN lainnya seperti Thailand dengan PMI sebesar 50,8 dan Vietnam dengan PMI 51,8.

Johnny juga khawatir aktivitas manufaktur akan kembali menurun lantaran hari kerja yang lebih sedikit pada bulan Desember. Apalagi menurutnya, kegiatan ekonomi kembali pulih sepanjang Agustus hingga November ini. 

Meski demikian, Johnny merasa pemerintah akan menghadapi dilema lantaran pengurangan hari libur akan memukul pengusaha sektor pariwisata. Meski demikian secara umum perubahan ini tidak akan mengganggu rencana kerja swasta.

"Kalau ada pengusaha yang melakukan perencanaan setahun, perubahan dadakan menjadi tidak mudah. Tapi lebih baik dikurangi liburnya daripada tidak," kata mantan Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor tersebut.

Dukungan akan pemangkasan cuti juga datang dari pemerintah daerah. Baik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan libur panjang Oktober lalu telah berdampak pada meningkatnya kasus Covid-19 di daerahnya masing-masing.

Oleh sebab itu Ganjar mendukung penuh rencana pemerintah ini. "Sudah secukupnya saja liburnya karena saat ini rasa-rasanya kita semua banyak di rumah," kata Ganjar seperti dikutip dari Antara, Selasa (2/11).

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement