Vaksin Merah Putih UI Masuk Tahap Terakhir Sebelum Uji Klinis

Rizky Alika
22 Januari 2021, 17:19
vaksin merah putih, covid-19, Universitas Indonesia
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Petugas menyiapkan vaksin untuk tenaga medis di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Jakarta, Jumat (22/1/2021).tim dari Universitas Indonesia pada Jumat (21/1) mengatakan vaksin Merah Putih yang dikembangkan sudah sampai tahap stabilitas dan efisiensi produksi.

Sejumlah perguruan tinggi ikut serta dalam pengembangan vaksin Merah Putih, salah satunya Universitas Indonesia (UI). Tim dari UI mengatakan saat ini pengembangan vaksin Covid-19 dengan platform DNA tersebut tengah memasuki tahap stabilitas dan efisiensi produksi.

Sedangkan beberapa bulan lalu mereka telah masuk tahap percobaan imunitas pada hewan.  Total, ada delapan tahap dalam pengembangan vaksin yaitu perancangan dan konstruksi DNA rekombinan, ekspresi RNA/antigen, imunitas pada hewan coba, stabilitas dan efisiensi produksi, uji pre-klinik, uji klinik tahap I, uji klinik tahap II, dan uji klinik tahap III.

Advertisement

"Saat ini kami masuk pada stabilitas dan efisiensi produksi. Jadi bagaimana membuat produksi lebih tinggi dan efisien," kata Peneliti Utama Tim Pengembangan Vaksin Covid-19 UI, Budiman Bela dalam webinar Tantangan dan Kebijakan Pengembangan Vaksin Merah Putih untuk Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19, Jumat, (22/1).

Para peneliti pun tidak mengkhawatirkan adanya masalah dalam proses stabilitas produksi tersebut. Setelah proses tersebut selesai, vaksin platform DNA akan memasuki tahap uji pre klinik.

Selain DNA, UI juga mengembangkan vaksin Merah Putih dengan platform lainnya seperti RNA, Protein Subunit Rekombinan, dan Virus-Like Particle (VLP). Namun, hanya vaksin DNA yang memiliki perkembangan pesat.

Sedangkan, tiga platform vaksin lainnya masih memasuki tahap pengembangan paling awal, yaitu perancangan dan konstruksi DNA rekombinan.

Meski begitu, vaksin platform RNA diperkirakan bakal memasuki tahap kedua dalam waktu dekat, yaitu ekspresi RNA/antigen. "Sementara vaksin protein subunit rekombinan dan VLP masih butuh waktu," ujar Budiman.

Adapun, setiap platform vaksin memiliki keunggulan dan kelemahan. Budiman menjelaskan Vaksin platform DNA memiliki keunggulan pengembangan yang mudah dan cepat dilakukan. Selain itu, biaya produksinya relatif rendah dan stabil pada suhu 2-8 derajat Celsius.

Sementara, vaksin RNA memiliki teknologi produksi relatif lebih rumit dibanding DNA. Namun, platform ini diyakini lebih aman dari vaksin DNA dan memiliki efikasi yang baik.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement