Kendala Produksi Ancam Target Realisasi Vaksin Merah Putih Unair

Rizky Alika
3 Februari 2021, 19:56
vaksin merah putih, vaksin, covid-19
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menyampaikan paparan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Menristek menyampaikan bahwa vaksin Merah Putih kemungkinan baru bisa digunakan atau mendapat izin pada tahun 2022.

Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) menjadi satu-satunya serum kekebalan Covid-19 buatan lokal yang ditargetkan diproduksi massal tahun ini. Namun, rencana tersebut menghadapi kendala lantaran belum ada pabrik yang mampu memproduksi vaksin yang dikembangkan

Sebagaimana diketahui, Unair mengembangkan vaksin dengan platform adenovirus dan adeno-associated virus-based. Namun, pabrik milik PT Bio Farma (Persero) hanya bisa menangani vaksin dengan platform protein rekombinan dan inactivated virus.

Advertisement

"Sampai hari ini belum ada (pabrik yang bisa produksi vaksin dengan adenovirus)," kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (3/2).

Padahal vaksin tersebut telah memasuki tahap pengembangan bibit vaksin sebelum proses pra uji klinik dan Good Manufacturing Practice (GMP) Production yang targetnya berjalan triwulan II 2021. Sementara, uji klinis tahap 1-3 diperkirakan berlangsung pada triwulan III dan IV tahun ini.

Bambang berharap, industri swasta bisa membantu memproduksi vaksin dengan platform adenovirus. Industri tersebut industri tersebut diharapkan bisa segera mengurus izin Cara Pembuatan Obat yang Baik(CPOB) melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Tak hanya Unair, vaksin yang dikembangkan Universitas Indonesia juga mengalami kendala yang serupa lantaran menggunakan platform DNA dan mRNA. Ini membuat tak ada industri yang siap untuk memproduksi vaksin.

Pemerintah pun berupaya untuk menggandeng perusahaan swasta. Beberapa perusahaan yang telah menyatakan serius untuk memproduksi vaksin ialah PT Biotis Prima Agrisindo, PT Tempo Scan Pacific Tbk, PT Kalbe Farma, dan PT Daewoong Pharmaceutical Company Indonesia.

"Kami harapkan nantinya pabrik tersebut selain meningkatkan kapasitas produksi vaksin, juga bisa tambah variasi platofrm yang digunakan," ujar Bambang.

Selain Unair dan UI, vaksin Merah Putih juga dikembangkan oleh empat lembaga lainnya, yaitu Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement