Vaksin Bawa Optimisme, Pengusaha Ramal Ekspor Sawit Naik 10% Tahun Ini
Optimisme akan adanya vaksin Covid-19 merambat pula ke industri kelapa sawit. Mereka yakin distribusi serum antivirus ke berbagai negara akan ikut memulihkan ekonomi dan permintaan minyak sawit mentah (CPO) tahun ini.
Bahkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi, ekspor minyak sawit dan turunannya bakal naik 10,2 persen tahun ini seiring adanya vaksin. Secara volume, mereka meramal total ekspor CPO dan turunannya tahun ini mencapai 37,5 juta ton.
"Permintaan 2022 tergantung vaksinasi yang dijalankan. Kalau vaksin cepat selesai, pasar cepat pulih dan permintaan pulih," kata Ketua Umum Gapki Joko Supriyono dalam konferensi pers, Kamis (4/2).
Meski demikian, permintaan diperkirakan tak akan langsung pulih seperti sebelum pandemi, namun berjalan pelan seiring aktivitas ekonomi yang pulih di berbagai negara. Gapki juga memperkirakan, banyak negara yang akan lebih terbuka demi memacu ekonominya sehingga akan berdampak poisitif kepada CPO RI.
Secara rinci, ekspor CPO diperkirakan naik 4,5 persen menjadi 7,5 juta ton dibandingkan 2020. Kemudian, ekspor olahan CPO sebesar 24 juta ton, meningkat 13,7 persen dibandingkan tahun lalu.
Kenaikan juga akan dialami ekspor produk oleokimia yakni 8,4 persen menjadi 4,2 juta ton. Sementara, ekspor laurik diperkirakan turun 1,6 persen menjadi 1,8 juta ton.
Meski begitu, ada sejumlah faktor yang diperkirakan mengganggu permintaan sawit, salah satunya merebaknya kembali Covid-19 di Tiongkok dan beberapa negara lain. Tak hanya itu, penularan African Swine Fever juga bisa mengganggu permintaan minyak nabati, termasuk sawit.