Jokowi Targetkan Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akhir 2022
Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di kawasan Halim, Jakarta, Selasa (18/5). Jokowi mengatakan saat ini proses pembangunan kereta tersebut telah mencapai 73 persen dan siap menjalani uji coba akhir 2022.
Usai proses uji coba, maka moda transportasi ini siap beroperasi. "Sampai hari ini tadi dilaporkan telah selesai 73% dan tahun depan awal sudah masuk ke persiapan untuk operasi," kata Jokowi di kawasan Halim, Jakarta, Selasa (18/5).
Ia berharap, kereta cepat Jakarta-Bandung bisa terintegrasi denganmoda transportasi lainnya seperti Lintas Raya Terpadu (LRT) dan Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta. Dengan demikian, ada efisiensi waktu sehingga daya saing Indonesia akan meningkat.
Selain itu, mantan Wali Kota Solo itu berharap pembangunan kereta cepat itu dapat mendorong transfer teknologi pada sumber daya manusia Tanah Air. Dengan demikian, tenaga kerja Indonesia diharapkan siap untuk memperpanjang lintasan kereta cepat. "Kami harapkan apabila sudah diputuskan, akan diperpanjang sampai ke Surabaya," katanya.
Direktur Manajemen Proyek PT Kereta Cepat Indonesia-China Allan Tandiono mengatakan, kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki 13 terowongan. Terowongan pertama yang terletak di Halim menjadi yang paling dekat dengan Jakarta.
Terowongan pertama atau tunnel 1 dibangun dengan metode Tunnel Boring Machine (TBM) dengan ukuran 13,19 meter. "Ini terbesar yang pernah beroperasi di Indonesia dan sudah diberikan sertifikat MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia)," kata dia.
Metode TBM dilakukan untuk menjaga kondisi tanah agar tidak bergerak dan tidak mengganggu aktivitas di permukaan terowongan. Sebagaimana diketahui, tunnel 1 terletak di bawah Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Dari 13 terowongan, KCIC sudah menyelesaikan 8 terowongan. Allan menargetkan, seluruh terowongan bisa dioperasikan pada akhir tahun ini. "Sampai akhir tahun itu kami kejar juga dipasang drainase dan kabel untuk sistem perisnyalan dan lain-lain," ujarnya.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan kerja sama kedua negara. Pemerintah RI mengantongi 60% saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia. Lalu, konsorsium Tiongkok memiliki sisanya, sebanyak 40%. Sebanyak 75% dana proyek berasal dari pinjaman China Development Bank. Sedangkan sisa 25% berasal dari ekuitas KCIC.
Adapun Pilar Sinergi BUMN Indonesia terdiri dari PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), dan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Bertindak sebagai pemimpin konsorsium adalah Wika. Sedangkan, konsorsium Tiongkok terdiri dari China Railway International Co Ltd, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, dan China Railway Signal and Communication Corp.