Krisis Cip Semikonduktor Bayangi Produsen Otomotif Indonesia
Industri otomotif Indonesia juga dibayangi oleh krisis cip semikonduktor. Gangguan pada pasokan komponen ini ditandai dengan semakin melebarnya jeda waktu antara pemesanan dan pengiriman.
Dilansir dari Bloomberg, berdasarkan hasil penelitian Susquehanna Financial Group, jarak waktu pemesanan dan pengiriman cip semikonduktor meningkat menjadi 17 minggu pada bulan April.
Marketing Director dan Corporate Planning Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra memperkirakan, krisis cip di rantai pasok global berpotensi mengganggu produksi otomotif dalam negeri.
Meski begitu, Amelia memastikan bahwa sampai saat ini Daihatsu masih berproduksi secara normal. “Kami akan terus memonitor model yang mana yang akan kena impact, karena kami menerapkan strategi multivendor, termasuk unit semikonduktor,” ujar Amelia kepada Katadata.co.id, Jumat (21/5).
Sedangkan PT Honda Prospect Motor (HPM) juga belum menemui kendala dalam hal pasokan cip semikonduktor. Meski demikian mereka mempersiapkan diri apabila situasi berubah dengan cepat.
“Kami terus memonitor untuk perkembangannya, karena bisa berubah setiap saat,” kata Business Innovation and Sales & Marketing HPM Yusak Billy, Jumat (21/5).
Untuk mengantisipasi potensi gangguan produksi, Billy menegaskan bahwa HPM akan terus berdiskusi dengan pihak prinsipal untuk membahas ketersediaan komponen. Ia juga yakin kendala tersebut tak akan terjadi untuk seluruh kendaraan model Honda. "Sequence produksinya akan kami atur sebaik-baiknya,” ujar Billy.
Sebelumnya pabrikan otomotif besar dunia mulai merasakan kelangkaan pasokkan cip untuk semikonduktor. Salah satunya Mitsubishi Motors Corp yang akan memangkas produksi 7.500 kendaraan di tiga pabrik di Jepang dan Thailand mulai April.
Februari lalu, dua raksasa otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan juga mengurangi produksi ratusan ribu kendaraan karena kekurangan komponen chip semikonduktor. Honda memangkas target penjualan kendaraan 2,2% menjadi 4,5 juta unit. Sementara Nissan menurunkan targetnya 3,6%, menjadi 4,015 juta unit.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), realisasi produksi mobil nasional di bulan April 2021 menurun secara bulanan ke angka 90.618 unit. Sebelumnya pada Maret 2021, angka produksi mobil nasional mencapai 102.637 unit.
Penurunan jumlah produksi tercermin dari capaian beberapa merek besar pada April 2021. Toyota misalnya, menurun dari 38.643 unit pada Maret 2021, menjadi 35.573 pada April lalu. Angka produksi mobil Honda turun dari sebelumnya sebanyak 10.539 unit di bulan Maret 2021 menjadi 7.935 unit di bulan April 2021.
Sementara itu, Daihatsu mencatatkan kenaikan produksi dari sebelumnya 15.076 unit di bulan Maret 2021, menjadi 15.752 unit di bulan April 2021. Meski begitu, belum ada penjelasan apakah penurunan ini ada hubungannya dengan krisip cip semikonduktor global atau tidak.