Naftali Bennett, Eks Sekutu yang Gulingkan Netanyahu Sebagai PM Israel

Ameidyo Daud Nasution
14 Juni 2021, 15:07
israel, naftali bennett, netanyahu
Katadata
PM baru Israel Naftali Bennett (kanan) dengan Benjamin netanyahu (kiri) di Gedung Parlemen Israel, Minggu (10/6). foto: Reuters

Rekor 12 tahun Benjamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel berakhir hari Minggu (14/6) kemarin. Parlemen Israel menyetujui pemerintahan baru yang dipimpin Naftali Bennett dengan suara 61:59 di Knesset atau perlemen.

Bennet yang memimpin Partai Yamina akan menjadi PM Israel hingga September 2023 sebagai bagian kesepakatan pembagian kekuasaan. Ia akan menyerahkan posisinya kepada pemimpin Partai Yesh Atid yakni Yair Lapid untuk memimpin hingga 2025. Sedangkan Netanyahu akan menjadi pemimpin oposisi Israel.

"Saya katakan kepada mereka yang berniat merayakan malam ini, jangan menari di atas penderitaan orang lain. Kami bukan musuh," kata Bennett," Minggu (10/6) dikutip dari BBC.

Kegagalan Netanyahu menjaga posisinya sebagai kepala pemerintahan Israel tak lepas dari dukungan terhadap partainya, Likud, yang terus menurun. Meski masih memenangkan pemilihan umum, namun partainya tak mampu mendapatkan dukungan yang kuat untuk membentuk pemerintahan baru.

Buntutnya, sejumlah partai seperti Yamina, Lapid, hingga Ra’am yang merupakan partai minoritas Arab sepakat berkoalisi dan mendongkel Netanyahu.

Meski demikian, terpilihnya Bennett ditanggapi skeptis oleh Palestina. Mereka menganggap mantan Menteri Pertahanan Israel itu akan melanjutkan kebijakan Netanyahu.

“Bennett menentang Negara Palestina, dia juga percaya aneksasi pemukiman. Itu mengapa kami tak optimis,” kata seorang pejabat Palestina yang enggan disebut namanya dikutip dari Jerusalem Post.

Lalu siapa Naftali Bennet?

Pria kelahiran Haifa, 25 Maret 1972 itu adalah putra imigran Yahudi dari San Fransisco, Amerika Serikat. Dia mengawali karir sebagai pasukan pertahanan Israel (IDF) dari 1990 sampai 1996.

Dikutip dari Mint, Salah satu operasi yang dijalankannya adalah pertempuran dengan Hezbollah di Lebanon selatan pada 1996. Bennett lalu mengakhiri karir dengan pangkat terakhir mayor.

Usai berkarir di militer, ia lalu berkuliah hukum Hebrew University of Jerusalem. Selanjutnya, tahun 1999 ia ikut mendirikan Cyota, perusahaan perangkat lunak anti-penipuan.  

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...