Cegah Covid-19 Varian Delta, Pemerintah Didesak Batasi Kegiatan Warga

Rizky Alika
16 Juni 2021, 09:28
covid, delta, corona, psbb
ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/wsj.
Sejumlah pasien COVID-19 naik ke bus sekolah saat akan dipindahkan dari Kudus di Jawa Tengah, Senin (7/6/21). Sebanyak 23 pasien COVID-19 yang terdiri Aparatur Sipil Negara dan keluarganya di Kudus dipindahkan ke tempat karantina terpusat di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik serta mencegah penularan COVID-19 yang lebih luas.

Kasus Covid-19 kembali melonjak dalam beberapa hari terakhir. Salah satu penyebabnya adalah munculnya varian baru seperti B.1.617.2 atau delta asal India yang memiliki tingkat penularan lebih tinggi.

Oleh sebab itu epidemiolog meminta pemerintah lebih protektif terhadap penularan virus tersebut. Apalagi varian delta memiliki sifat penularan 10 kali lebih cepat dan bisa menyerang seluruh kelompok usia.

"Kalau berperang dengan musuh yang lebih ganas, masa perlindungannya masih sama seperti dulu?," kata Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko kepada Katadata.co.id, Selasa (15/6).

 Hingga Senin (14/6) Kementerian Kesehatan telah mendapatkan 145 sekuens variant of concern Covid-19 yang berhasil diidentifikasi.  Varian terbanyak yang diidentifikasi adalah Delta alias B.1.617.2 yang berasal dari India yakni 104 sekuens.

Berikutnya adalah Alfa B.1.1.7 yang berasal dari Inggris sebanyak 36 sekuens.  Ketiga adalah Beta B.1.351 yang pertama terdeteksi dari Afrika Selatan sebanyak lima sekuens.

Oleh sebab itu Miko menilai pemerintah perlu melakukan pengawasan protokol kesehatan secara ketat. Selain itu, pembatasanlebih  ketat perlu dilakukan guna mencegah penyebaran virus varian baru.

Kemudian, penelusuran kontak perlu dilakukan dengan baik. "Varian baru perlu di-tracing ke mana saja penyebarannya. Jangan sampai hancur seperti Kudus," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...