1,4 Juta Nakes Akan Vaksinasi Covid Ketiga dengan Vaksin Moderna
Pemerintah akan memulai vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster untuk 1,47 juta tenaga kesehatan. Pemberian vaksin akan dimulai pada pekan depan menggunakan vaksin merek Moderna asal Amerika Serikat.
Vaksin Moderna akan tiba di Tanah Air pada hari Minggu dan akan diberikan kepada tenaga kesehatan pada pekan depan. Keputusan tersebut sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
"Vaksin dosis ketiga akan diberikan menggunakan Moderna sehingga vaksin bisa memberikan kekebalan maksimal terhadap variasi mutasi virus yang ada," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (9/7).
Vaksinasi booster dianggap penting lantaran para tenaga kesehatan memiliki risiko tinggi terpapar Covid-19. Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu mengatakan, vaksinasi dosis ketiga hanya diberikan kepada tenaga kesehatan.
"Karena memang kondisi vaksinasi masih belum mencapai seluruh target vaksinasi," katanya.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan, antibodi cenderung mengalami penurunan setelah 6 bulan. Untuk itu, tenaga kesehatan perlu mendapatkan suntikan ketiga demi menjaga kadar antibodi tetap stabil.
"Menurut para pakar dan ahli sekitar 6 bulan setelah suntik ke-2, antibodi dalam tubuh cenderung mengalami penurunan," kata Ketua IDI Daeng M. Faqih kepada Katadata.co.id, Rabu (30/6).
Sementara, Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai, pengalaman selama ini menunjukkan kombinasi dua jenis vaksin yang berbeda bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap varian baru Covid-19.
Pandu pun berharap pemberian vaksinasi dosis ketiga bagi tenaga kesehatan tidak akan menimbulkan sikap iri bagi yang belum divaksin. Sebab, perlakuan khusus ini diperlukan untuk melindungi para tenaga kesehatan.
Dari data, tren kematian nakes akibat Covid-19 sudah terlihat menanjak sejak Juli 2020. Rata-rata kematian sekitar 50 nakes per bulan. Adapun rekor kematian tertinggi terjadi pada Desember 2020 dengan jumlah kematian 141 orang dan Januari 2021 sebanyak 158 orang.
Kasus kematian nakes sempat di angka terendahnya pada April 2021, tetapi naik secara signifikan di Juni 2021. “Ini satu kondisi yang cukup mengkhawatirkan, jauh lebih buruk dari kondisi di bulan Januari," ujar Ketua Tim Mitigasi PB IDI dr. M. Adib Khumaidi, SpOT.