AS Akan Beli 500 Juta Dosis Vaksin Pfizer untuk Donasi Negara Miskin

Cahya Puteri Abdi Rabbi
20 September 2021, 09:04
pfizer, vaksin, covid-19, biden
ANTARA FOTO/REUTERS/Matthew Childs/WSJ/cf
Matthew Childs Logo Pfizer terlihat di lokasi pemasok global di Havant, Britain, Senin (1/2/2021).

Presiden Amerika Serikat Joe Biden tengah bernegosiasi dengan Pfizer untuk membeli 500 juta dosis vaksin Covid-19 tambahan untuk disumbangkan secara global. Jika tercapai kesepakatan, maka jumlah total sumbangan menjadi 1,15 miliar dosis atau sekitar sepersepuluh dari kebutuhan dunia.

Dilansir dari New York Times, negosiasi dilakukan tepat ketika Gedung Putih mengumumkan Biden akan menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) global Covid-19  pekan ini. Meski demikian, kesepakatan pembelian vaksin tersebut belum final.

Pada KTT tersebut, Biden akan berupaya untuk meyakinkan negara-negara lain untuk mengesampingkan tuntutan domestik. Dia juga akan fokus memberikan donasi ke negara-negara miskin yang bergantung pada vaksin sumbangan.

“Pesan Biden kepada negara-negara lain adalah, bahwa Amerika Serikat tidak dapat dan tidak boleh melakukannya sendiri. Semua negara juga harus menghormati komitmen yang ada,” kata seorang pejabat Gedung Putih, dikutip dari New York Times, Senin (20/9).

Negosiasi dengan Pfizer juga terjadi setelah Biden mendapat kecaman karena mengusulkan suntikan penguat atau booster untuk warga AS yang sudah vaksinasi. Sementara,  penduduk negara miskin bahkan belum mendapatkan dosis pertama mereka.

Sementara itu, Koordinator respons virus corona Biden Jeff Zients menolak untuk memberikan rincian pembicaraan Biden dengan Pfizer. Ia hanya mengatakan bahwa pembicaraan dalam KTT akan fokus kepada 100 negara yang paling membutuhkan vaksin.

KTT yang rencananya akan diadakan oleh Biden pada hari Rabu (22/9), akan menjadi pertemuan terbesar para kepala negara yang didedikasikan untuk mengatasi krisis virus corona. Pertemuan sebelumnya telah melibatkan kelompok-kelompok pemimpin yang jauh lebih kecil, salah satunya G7.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meminta para pemimpin dunia untuk menahan diri dari meluncurkan booster setidaknya sampai akhir tahun. Tujuannya agar pasokan yang ada dapat mengimunisasi 40% dari populasi global terlebih dahulu. 

Sedangkan komite penasihat ilmiah untuk Food and Drug Administration pada hari Jumat (17/9), merekomendasikan suntikan booster vaksin Pfizer bagi mereka yang berusia 65 tahun atau lebih atau berisiko tinggi terkena Covid-19 parah. Rekomendasi diberikan setidaknya enam bulan setelah suntikan kedua.

Di samping itu, para ahli memperkirakan bahwa 11 miliar dosis vaksin diperlukan untuk mencapai kekebalan global yang luas terhadap virus corona. Amerika Serikat sendiri telah berkomitmen untuk mengirim lebih dari 600 juta dosis dan bekerja untuk meningkatkan produksi di luar negeri, khususnya di India.

Namun, para ahli kesehatan global mengatakan bahwa menyumbangkan dosis saja tidak cukup. Mereka ingin Biden membantu pengembangan pusat manufaktur di banyak negara dan menekan pembuat vaksin untuk berbagi teknologi mereka sebagai bagian dari rencana jangka panjang.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...