AS Izinkan Lansia Terima Suntikan Ketiga Vaksin Covid-19 Pfizer
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyatakan bahwa orang berusia 65 tahun ke atas atau lansia dapat menerima dosis booster vaksin Pfizer. Mereka juga menyebut suntikan tambahan ini bisa dilakukan untuk orang berusia 18 tahun ke atas yang berisiko tinggi Covid-19 karena pekerjaan.
Izin darurat ini sejalan dengan rekomendasi minggu lalu dari penasihat FDA. Sedangkan booster dapat diberikan kapan saja setidaknya enam bulan setelah seseorang menerima suntikan kedua.
“Otorisasi ini akan memungkinkan orang-orang yang bekerja sebagai guru dan staf tempat penitipan anak, tenaga kesehatan dan pekerja di industri bahan makanan untuk mendapatkan suntikan ketiga,” kata Pejabat Komisaris FDA Janet Woodcock, dikutip dari Bloomberg, Kamis (23/9).
Izin suntikan penguat pada lansia diberikan mengingat mereka perlu mendapatkan perlindungan tambahan. Selain itu, menjelang musim dingin dikhawatirkan akan terjadi lonjakan kasus dikarenakan efektivitas vaksin akan memudar seiring dengan perubahan cuaca.
Para ilmuwan menyatakan, studi yang dilakukan menunjukkan bahwa kemanjuran vaksin Pfizer agak berkurang saat musim panas ini, terutama dalam mencegah kasus gejala ringan. Namun, masih sulit dibedakan apakah berkurangnya efek vaksin dikarenakan cuaca atau varian delta yang sangat menular.
Izin yang diberikan ini membuka pintu bagi FDA untuk mempertimbangkan penggunaan booster yang lebih luas, termasuk pada orang dengan usia yang lebih muda. Hal ini didukung oleh lebih banyak data tentang keamanan dan kemanjuran vaksin tersebut.
Dosis ketiga sebelumnya diizinkan untuk orang-orang tertentu dengan sistem kekebalan yang terganggu. Adapun produsen vaksin seperti Pfizer dan Moderna juga merekomendasikan pemberian dosis tambahan ini.
“Kami percaya booster memiliki peran penting dalam mengatasi ancaman virus yang berkelanjutan ini. Di samping itu, ini merupakan upaya untuk meningkatkan akses dan serapan global di antara mereka yang tidak divaksinasi,” kata Chief Executive Officer Pfizer Albert Bourla dalam sebuah pernyataan.