Negara Kaya Borong Molnupiravir, Negara Miskin Bisa Semakin Tertinggal

Rizky Alika
13 Oktober 2021, 20:19
molnupiravir, obat, covid-19
Antara
Obat eksperimental yang dikembangkan Merck, Molnupiravir. Foto: Antara.

Beberapa negara menyerbu pembelian pil Covid-19 Molnupiravir dari Merck (MSD) bahkan sebelum penggunaannya disetujui. Hal ini memicu kekhawatiran negara miskin akan semakin tertinggal.

Merck telah melisensikan obat eksperimentalnya kepada perusahaan obat generik dan meningkatan produksi. Saat ini beberapa negara kaya dan menengah seperti Amerika Serikat, Australia, Singapura, Malaysia, dan Thailand telah mengamankan pasokan Molnupiravir.

Kejadian ini berpotensi mengulang kesenjangan vaksin Covid-19 antara negara kaya dan miskin.  Padahal sejumlah negara tak ingin kesulitan yang dialami program WHO yakni Covax terulang lagi. "Apakah kita sudah belajar?" kata Rachel Cohen, direktur eksekutif regional Amerika Utara organisasi nirlaba Drugs for Neglected Disease Initiative dikutip dari Bloomberg, Rabu (13/10).

Adapun, AS telah setuju untuk membayar Merck MSD sekitar US$ 1,2 miliar untuk mendapatkan obat ini. Sementara, Australia, Malaysia, Singapura dan Selandia Baru telah mengamankan pasokan pil Merck.

Sedangkan, Thailand sedang menyelesaikan pakta kesepakatan pada minggu lalu. Secara keseluruhan, sekitar 10 negara telah menandatangani kesepakatan atau sedang bernegosiasi untuk melakukan pembelian pil Merck, menurut Airfinity Ltd yang berbasis di London.

Tanpa tindakan pencegahan, negara miskin dan menengah bisa menghadapi masalah distribusi Molnupiravir. Padahal obat tersebut bisa menguntungkan mereka lantaran biaya produksinya yang murah.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...