Varian Baru Covid-19 Muncul di Afsel dan Menyebar hingga Hong Kong
Ilmuwan Afrika Selatan telah mendeteksi varian baru Covid-19 dalam jumlah kecil. Meski demikian varian yang disebut B.1.1.529 itu memiliki konstelasi mutasi yang tak normal.
Para ilmuwan mengatakan, varian tersebut menjadi perhatian karena dapat menghindari respons imun tubuh serta lebih menular. Ilmuwan pun tengah bekerja untuk memahami dampak mutasi tersebut.
"Meskipun datanya terbatas, para ahli bekerja lembur dengan semua sistem pengawasan yang ada untuk memahami varian baru dan implikasi potensialnya," kata Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) dikutip dari Reuters pada Jumat (26/11).
Tanda-tanda awal laboratorium diagnostik menunjukkan varian tersebut telah meningkat pesat di Gauteng, provinsi paling padat penduduk di Afsel. Selain itu, varian baru itu kemungkinan sudah ada di delapan provinsi lainnya.
NICD melaporkan 2.465 infeksi baru Covid-19, sedikit lebih rendah dari infeksi hari sebelumnya. Meski begitu, beberapa ilmuwan lokal terkemuka menduga varian baru menjadi penyebab tambahan kasus baru itu.
Adapun, Afrika Selatan telah mengkonfirmasi sekitar 100 spesimen sebagai B.1.1.529. Para ilmuwan pun meyakini, sebanyak 90% kasus baru di Gauteng bisa jadi karena B.1.1.529.
Tak hanya itu, varian ini juga telah menyebar hingga Botswana dan Hong Kong. Di Hong Kong, kasus ditemukan pada seorang pelancong dari Afrika Selatan.
Menyusul hal tersebut, Afrika Selatan telah meminta pertemuan mendesak dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang evolusi virus tersebut. Pertemuan akan digelar pada Jumat (26/11) untuk membahas varian baru.
Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pemerintah akan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat sebagai respons terhadap varian tersebut.
Sebagaimana diketahui, Afrika Selatan adalah negara pertama yang mendeteksi varian Beta pada tahun lalu. Varian Beta adalah salah satu dari empat varian yang diberi label Variant of Concern (VOC) oleh WHO karena terbukti lebih menular.