Kemenko PMK Akan Kumpulkan K/L untuk Tangani Anak Difabel Intelektual
Pemerintah akan menangani anak-anak difabel intelektual secara serius dan komprehensif. Apalagi mereka menjadi bagian dari kelompok rentan yang memiliki hak sama dengan warga lainnya di negeri ini.
Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan akan segera mengundang sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) untuk membahas kelompok difabel intelektual.
Hal ini merupakan hasil pembicaraan Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi dengan Ketua Umum Special Olympics Indonesia (Soina) Warsito Ellwein di Jakarta, Rabu (1/12).
“Ada banyak yang harus dilakukan agar anak bertalenta khusus bisa berkembang dan menghasilkan karya bagi bangsa ini,” kata Warsito dalam keterangan tertulis PP Soina, Rabu (1/12).
Dalam pertemuan, Warsito juga menyampaikan rencana penyelenggaran Pekan Special Olympics Nasional (Pesonas) yang akan digelar di Semarang pada Juli 2022 mendatang. Special Olympics adalah ajang olahraga bagi para difabel intelektual.
Selain itu dia memaparkan kondisi anak-anak difabel intelektual di Indonesia saat ini. Kementerian Kesehatan memperkirakan sekitar 1,04% atau 2,5 juta penduduk tergolong difabel intelektual. Adapun data Special Olympics Internasional menyebutkan, setiap negara rata-rata memiliki 1,2% penduduk yang masuk dalam kategori serupa.
Anak-anak tersebut memiliki kendala besar dan pendampingan karena lemah dalam intelegensi. Berbeda dengan difabel lainnya, kelompok ini juga terkendala komunikasi lantaran kurang berinteraksi.
Meski demikian, Warsito mengatakan anak-anak ini tetap bisa menjadi lebih mandiri. Ia lalu mencontohkan perubahan sikap masyarakat Jerman yang mampu membuat anak difabel bisa berkembang.