Studi: Vaksin Sinovac Tak Efektif Lawan Omicron, Perlu Booster
Peneliti di Hong Kong meminta masyarakat segera mendapatkan vaksin dosis ketiga vaksin Covid-19. Hal ini lantaran hasil penelitian mereka menunjukkan antibodi yang dibentuk vaksin Sinovac dan BioNTech tak cukup untuk membendung penularan varian Omicron.
Rekomendasi tersebut merupakan hasil penelitian Jurusan Mikrobiologi Universitas Hong Kong yang dirilis pada Selasa (14/12). Penelitian didanai Pemerintah Hong Kong dan dilakukan oleh Prof. Yuen Kwok-yung, Prof. Cheng Honglin, dan Dr Kelvin To.
Hasil penelitian mereka, tak ada satupun dari 25 penerima Sinovac memiliki antibodi untuk melawan Omicron. Selain itu hanya lima dari 25 penerima vaksin BioNTech punya antibodi penangkal varian baru tersebut.
Sedangkan efisiensi vaksin juga berkurang secara signifikan dari 24% menjadi 20%. “Masyarakat disarankan dapat dosis ketiga secepat mungkin sambil menunggu vaksin generasi berikutnya,” kata para peneliti dikutip dari Antara, Rabu 915/12).
Sinovac belum menanggapi hasil penelitian tersebut. Namun produsen vaksin asal Cina itu sebelumnya mengatakan bahwa uji laboratorium yang mereka lakukan menunjukkan dosis ketiga mampu menghasilkan kekebalan melawan Omicron.
Sebelumnya Inggris menyatakan varian ini mampu menembus kekebalan yang dibentuk dua dosis vaksin Covid-19. Bahkan, saat ini sudah ada satu orang di Negeri Ratu Elizabeth itu meninggal dunia usai terinfeksi Omicron.
“Jadi saya pikir gagasan bahwa ini adalah versi virus yang lebih ringan, saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu kita singkirkan,” ujar Perdana Menteri Inggris Boris Johnson ada Minggu (13/12), seperti dikutip dari Reuters.
Sedangkan Australia mempercepat pemberian dosis tambahan alias booster vaksin untuk mencegah penularan Covid-19 varian Omicron. Mereka akan mempersingkat waktu tunggu bagi penduduk untuk mendapatkan tambahan vaksin.
“Dosis penguat akan memastikan perlindungan lebih kuat dan tahan lama serta membantu mencegah penyebaran virus,” kata Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt.