Malaysia Diterjang Banjir Terparah dalam 100 Tahun, 27 Orang Meninggal

Setidaknya 27 orang meninggal dunia akibat banjir yang melanda Negara Bagian Selangor, Malaysia. Banjir yang diakibatkan oleh hujan deras yang melanda Pantai Barat Semenanjung Malaysia mulai Jumat (17/12) malam telah digambarkan sebagai peristiwa "sekali dalam 100 tahun".
Angka tersebut merupakan jumlah korban tewas tertinggi sejak banjir besar terakhir yang terjadi pada 2014. Sebanyak 20 korban meninggal dunia dilaporkan di Selangor dan tujuh lainnya di Pahang.
Korban pertama ditemukan pada Sabtu (18/12), sedangkan dua korban pria ditemukan keesokan harinya pada pukul 12 siang dan 2 siang, "lima korban lain ditemukan Senin (20/12) yakni empat wanita dewasa dan seorang pria dewasa," kata Direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Selangor Norazam Khamis, dikutip dari Bernama, Rabu (22/12).
Banjir telah menyebabkan ribuan penduduk harus dievakuasi lantaran terjebak di kendaraan dan rumah mereka. Di seluruh Semenanjung Malaysia, lebih dari 66.000 orang dievakuasi ke pusat-pusat bantuan hingga Selasa (21/12).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (NADMA) menyatakan, tujuh negara bagian dan satu wilayah federal di Malaysia terkena dampak banjir yaitu Kelantan, Terengganu, Pahang, Melaka, Negeri Sembilan, Selangor, Perak, dan Kuala Lumpur.
Dilansir dari The Star, menurut portal InfoBencana Departemen Kesejahteraan Sosial (JKM) pada Selasa (21/12), jumlah pengungsi terdampak banjir di Selangor bertambah menjadi 24.647 orang dari 6.935 keluarga.
Di Terengganu, jumlah pengungsi mencapai 63 orang dari 13 keluarga hingga Selasa pagi (21/12). Sementara itu, di Pahang, Sekretariat Panitia Penanggulangan Bencana negara melaporkan 37.793 pengungsi banjir saat ini mengungsi di 280 panti pusat di sembilan kecamatan.
Kabupaten Kuantan mencatat pengungsi korban banjir tertinggi dengan 21.489 orang, diikuti Temerloh 6.972 orang dan Lipis 2.084 orang. Sedangkan kabupaten lain yang juga terkena dampak adalah Bentong, Raub, Jerantut, Bera, Maran dan Pekan.
Direktur Angkatan Pertahanan Sipil (APM) Melaka Letkol (PA) Cuthbert John Martin mengatakan di Alor Gajah, sebanyak 206 orang dari 53 keluarga telah dievakuasi ke panti pusat, sedangkan di Melaka Tengah korban terdampak banjir sebanyak 191 orang dari 44 keluarga.
"Di Jasin ada 68 korban dari 14 keluarga. Sebanyak sembilan panti pusat masih beroperasi untuk menampung semua korban banjir di negara bagian itu," kata Martin.
Sekretariat Panitia Penanggulangan Bencana Negara mengatakan, para pengungsi banjir ditempatkan di tiga panti pusat di Kemaman. Para pengungsi akan diizinkan untuk kembali ke rumah ketika air banjir benar-benar surut.
Portal publicinfobanjir.water.gov.my melaporkan bahwa, beberapa sungai besar di Pahang masih berada di atas tingkat bahaya termasuk Sungai Pahang. Tren kenaikan permukaan air berada di Water Front di Bera, Kampung Chenor di Maran, Lubuk Pasu di Temerloh, dan Kuala Sungai Chini di Pekan.
Sementara itu, di Kelantan, hanya satu sungai besar yang dilaporkan berada pada tingkat bahaya, yakni Sungai Golok di Rantau Panjang, Pasir Mas yang tercatat mencapai 9,96 meter hingga pukul 07.00 WIB, menyusul cuaca cerah kemarin (21/12).