Investor Rusia Mundur, Proyek Kereta Api Kalimantan Batal Dibangun
Proyek pembangunan Kereta Api Borneo yang melintasi Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Balikpapan batal dilaksanakan. Hal ini lantaran karena investor yakni Russian Railways mengundurkan diri dari proyek senilai Rp 53,3 triliun tersebut.
Awalnya, jalur kereta tersebut akan dikelola oleh PT Kereta Api Borneo yang merupakan perusahaan patungan Provinsi Kalimantan Timur dengan Russian Railways dari Rusia. Beberapa bidang lahan juga telah dibebaskan untuk pembangunan proyek tersebut.
“Surat pengunduran diri telah disampaikan langsung kepada pemerintah pusat pada 2020,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Penajam Paser Utara Alimuddin di Penajam, Jumat (4/3) dikutip dari Antara.
Sedangkan sebanyak 70 hektare lahan yang ditetapkan sebagai lokasi pembangunan jalur kereta sepanjan 203 kilometer tersebut telah dibebaskan. Alimuddin mengatakan PT Kereta Api Borneo tetap bakan berinvestasi, namun buka di sektor perkeretaapian.
“Tapi mereka juga tetap akan berinvestasi di wilayah Penajam Paser Utara,” katanya.
Kelanjutan proyek ini sempat menjadi pertanyaan pemerintah sejak 2016 lalu. Bahkan, Kementerian Perhubungan mempertanyakan keseriusan investor Rusia dalam merealisasikan proyek kereta api pertama di Kalimantan.
"Kami ingin menanyakan niatnya, bisa dengan surat ataupun rapat dengan mereka," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub saat itu yakni Prasetyo Boeditjahjono pada 5 Agustus 2016 lalu.
Saat itu investor Rusia menghadapi sejumlah kendala untuk melanjutkan proyek ini. Beberapa di antaranya adalah harga batubara yang rendah hingga pembebasan lahan yang lama.
“Mereka waktu itu berani karena harga batubara bagus," katanya, "Yang terjadi sekarang hitungannya perlu cermat dan hati-hati," lanjutnya.