Otorita IKN Fokus Bangun Lingkaran Pusat Ibu Kota Baru Tahun Ini
Pengembangan Ibu Kota Nusantara akan memakan waktu beberapa tahun. Meski demikian, Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) telah memiliki target yang harus dicapai dalam satu tahun.
Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Bambang Susantono menjelaskan bahwa dalam satu tahun ke depan, pihaknya akan fokus untuk membangun wilayah pusat pemerintahan di Nusantara. Hal ini seiring dengan target terdekat di tahun 2024 yaitu pemindahan 60 ribu ASN, Polisi, dan TNI ke Nusantara.
“core of the core (pusat), itu dalam satu sampai dua tahun bisa diwujudkan,” kata Bambang dalam acara IDE Katadata yang digelar virtual, Selasa (5/4).
Bambang menjelaskan ada tiga lingkaran besar yang terdapat dalam proyek pembangunan IKN ini. Lingkaran pertama dengan luas area 6.600 hektare adalah kawasan inti pusat pemerintahan. Di lokasi inilah nantinya akan didirikan Istana Negara serta gedung kementerian. Lingkaran kedua memiliki luas 56 ribu hektare, dan lingkaran ketiga adalah sisa dari total 256 ribu hektare luas wilayah IKN.
Sebagai informasi, Istana Kepresidenan ini akan dibangun di titik tertinggi IKN, sekitar 80 meter di atas permukaan laut (mdpl). Lokasi ini juga berada di sekitar 2,7 kilometer dari titik nol yang ditentukan oleh hitungan geospasial Kementerian PUPR.
Ia mengatakan selain pengembangan lingkaran pusat pemerintahan, Badan Otorita IKN akan berkoordinasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga. Tujuannya agar rencana dan pengembangan ibu kota baru dapat segera terwujud.
“Karena K/L juga punya program seperti energi, kesehatan, dan pendidikan. Itu akan kami ramu agar menjadi bagian kota,” katanya.
Salah satu program yang sudah dikembangkan oleh kementerian adalah infrastruktur akses jalan tol dari Balikpapan menuju IKN. Dengan keberadaan tol, maka jarak tempuh langsung dari bandara menuju IKN hanya 35 menit.
Adapun lingkaran pertama diutamakan untuk pembangunan wilayah pusat pemerintahan, namun juga dilengkapi dengan fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi kelompok masyarakat yang terlebih dahulu pindah ke IKN.
“Sehingga mereka yang pindah lebih awal ini merasa bahwa ya, ini adalah kota dan bukan bagian dari sebuah kota,” ujar Bambang.