Rekor Covid-19 di Shanghai, Xi Jinping Tak Akan Longgarkan Pembatasan

Ameidyo Daud Nasution
14 April 2022, 21:26
covid-19, cina, shanghai, pfizer
ANTARA FOTO/REUTERS/China Daily /aww/cf
Petugas medis dengan alat pelindung diri berkeliling bangsal di Ruang Pameran Shanghai New International, yang diubah menjadi rumah sakit sementara untuk pasien penyakit virus korona (COVID-19), di Shanghai, China, Sabtu (9/4/2022). Foto diambil tanggal 9 April 2022.

Cina saat ini sedang menghadapi badai Covid-19 terburuk sejak awal pandemi akhir 2019 lalu. Bahkan, kota terbesar negara tersebut yakni Shanghai melaporkan rekor 27 ribu kasus positif pada Kamis (14/4).

Pembatasan untuk mengurangi penularan varian Omicron ini telah menyebabkan gangguan logistik dan rantai pasokan. Sementara para penduduk mulai frustrasi atas kesulitan pasokan makanan dan buruknya kondisi karantina terpusat.

Sementara, Presiden Cina Xi Jinping mengatakan langkah pengendalian secara ketat akan terus diambil. Adapun saat ini 25 juta penduduk Shanghai masih dikunci pergerakannya demi mencegah penularan.

Dikutip dari Reuters, pada Rabu (14/4), Xi mengatakan bahwa Cina harus berpegang pada kebijakan pembatasan yang ketat. Ia juga mengindikasikan tak akan melonggarkan lockdown dan menutup perbatasan.

Sedangka Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) telah menerbitkan panduan karantina di rumah. Aturan tersebut tersebut meregulasi ruangan ventilasi, masker, hinga pembersih yang harus digunakan pasien positif.

Meski demikian, perusahaan farmasi yakin bahwa varian Omicron dan subvarian di bawahnya dapat ditangani dalam waktu dekat. CEO Pfizer, Albert Bourla mengumumkan bahwa perusahaan kesehatan itu sedang mengembangkan vaksin untuk mengatasi segala varian.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...