Bertemu PM Jepang, Jokowi Singgung Konflik Ukraina hingga Myanmar
Presiden Joko Widodo telah selesai menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Dalam pernyataan bersama, keduanya meminta perang di Ukraina segera dihentikan.
Selain itu dunia juga harus bekerja sama untuk mengatasi dampak perang, baik dari sisi kemanusiaan maupun perekonomian. Jokowi dan Kishida juga sepakat menciptakan suasana kondusif agar perundingan damai tercapai.
"Presidensi Indonesia di G20 akan kami manfaatkan sebagai katalisator penanganan kemanusiaan dan pemulihan ekonomi dunia," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Bogor, Jumat (29/4).
Selain itu kedua pemimpin juga membahas situasi Myanmar. Keduanya sepakat bahwa lima butir konsensus yang disepakati ASEAN dapat dilaksanakan oleh pemerintah Myanmar.
Selain itu Jokowi dan Kishida juga membahas kerja sama kawasan Indo-Pasifik agar menjadi wilayah yang stabil dan sejahtera. Mantan Wali Kota Solo itu lalu mengajak koleganya untuk membangun kemitraan lebih erat.
"Terutama di bidang maritim, konektivitas, pencapaian SDG's, serta perdagangan dan investasi," ujar Jokowi.
Sebelumnya Jokowi telah berkomunikasi dengan sejumlah pemimpin dunia mengenai konflik di Eropa Timur tersebut. Pembicaraan ini dilakukan dalam kapasitas Indonesia sebagai Presidensi G20.
Selain Kishida, Jokowi telah berbicara dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, serta Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres.
Jokowi bahkan telah berdiskusi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk membicarakan konflik kedua negara.