Pemerintah Bakal Ekspor Beras 200 Ribu Ton ke Beberapa Negara
Pemerintah akan mengekspor ratusan ribu ton beras ke negara lain. Langkah ini diambil seiring bertambahnya pasokan beras dalam negeri.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan volume beras yang akan diekspor mencapai 200.000 ton. Kementerian Pertanian (Kementan) sebelumnya menyatakan sedang mempersiapkan ekspor dari Maluku ke Timor Leste.
"Kami ke depan akan melakukan ekspor beras sebesar 200.000 ton karena diminta beberapa negara sahabat," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (15/6).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan strategi untuk mengekspor beras. Hal ini bisa dilakukan jika Indonesia mengalami kelebihan pasokan.
"Aku diminta (Presiden Jokowi) untuk mempersiapkan, kalau kelebihan beras (atau) cukup, ya sekali-sekali kita ekspor," kata Yasin di lingkungan Istana Kepresidenan, Selasa (14/6).
Badan Pusat Statistik (BPS) mendata volume impor beras RI mencapai 407.740 ton pada periode Januari-Desember 2021. Angka itu turun dari rekor impor beras pada kuartal-I 2016 sebanyak 981.992 ton. Sementara itu, produksi beras pada 2019-2021 stabil di level 31 juta ton per tahun.
Pemerintah juga hanya mengizinkan impor beras saat ini hanya untuk keperluan khusus untuk keperluan hotel, restoran, kafe, serta warga negara asing yang tinggal di Indonesia. Beras khusus tersebut contohnya adalah beras Basmati, Japonica, Hom Mali, serta beras pecah 100% untuk keperluan bahan baku industri.
BPS juga mencatat adanya potensi peningkatan produksi beras pada periode Januari-April 2022. Potensi tersebut didorong peningkatan luas panen padi untuk Januari-April 2021 sebesar 380 ribu hektar atau 8,58% menjadi 4,81 juta hektar.
"Kami perkirakan sebesar 14,63 juta ton atau meningkat sebesar 1,05 juta ton. Secara persentase meningkat 7,7% dibandingkan subround pertama 2021," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto.
Produksi padi pada periode pertama tahun ini juga berpotensi naik menjadi 25,4 juta ton. Anga ini merupakan peningkatan 7,7% atau 1,82 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.