Kasus Covid-19 di Singapura Terus Meroket, Apa Penyebabnya?
Penularan Covid-19 di Singapura terus melonjak hingga saat ini. Bahkan kasus corona di Negeri Singa mencapai 11.504 pada Selasa (28/6), rekor tertinggi selama lebih dari tiga bulan.
Sedangkan kasus corona di Singapura bertambah 9.392 pada Rabu (30/6). Namun apa penyebab utama ledakan Covid-19 di jiran RI itu?
Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan kenaikan kasus dipicu masuknya BA.4 dan BA.5. Bahkan hingga awal pekan ini, dua subvarian tersebut menyumbangkan 45% dari total kasus corona negara tersebut, naik dari 30% pekan lalu.
Selain itu pola lonjakan kasus selalu terjadi setiap usai akhir pekan. Dalam hal ini, rekor kasus tertinggi selama tiga bulan terjadi usai melewati awal pekan.
Meski demikian Kemenkes Singapura menyatakan bahwa dua subvarian ini tak mengakibatkan gejala yang lebih parah ketimbang Omicron. "Ditambah angka vaksinasi penduduk yang tinggi, jumlah infeksi Covid-19 yang bergejala parah masih terjaga," kata mereka pada Senin (30/6) dikutip dari Channel News Asia.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Ong Ye Kung mengatakan lonjakan Covid-19 akan terjadi bersamaan dengan kekebalan penduduk yang menurun. Ini lantaran imunitas masyarakat dari vaksinasi dan penularan Omicron pelan-pelan akan menghilang.
"Ketika antibodi mulai berkurang, maka kita bisa melihat gelombang BA. 4 dan BA. 5 muncul pada Juli atau Agustus. Itu perkiraan kami,” kata Ong dikutip dari The Straits Times, Minggu (5/6).
Sedangkan Wakil Perdana Menteri Lawrence Ong menyatakan langkah pengetatan belum perlu dilakukan pada tahap ini. Dia juga mengatakan kasus akan meningkat dalam beberapa pekan mendatang meski kondisi rumah sakit tetap akan stabil.
Singapura juga sekaligus mencatatkan lonjakan pasien Covid-19 tertinggi kemarin di Asia Tenggara. Mereka berada di atas Malaysia dengan 2.605 kasus, Thailand 2.569 kasus, dan Indonesia dengan 2.149 kasus.