Luhut Akui RI Kurang Agresif Negosiasi Kembalikan Ruang Udara Natuna

Rizky Alika
8 September 2022, 14:35
luhut, singapura, FIR
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (kanan) memberikan hormat kepada Presiden Joko Widodo (kiri) usai menyampaikan sambutan saat Peluncuran Kartu Kredit Pemerintah Domestik dan QRIS Antarnegara di Gedung Thamrin, Bank Indonesia, Jakarta, Senin (29/8/2022).

Indonesia berhasil mengambil wilayah udara Kepulauan Riau dari Singapura setelah berupaya selama 27 tahun. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui, upaya pemerintah dalam mengambil pelayanan ruang udara atau Flight Information Region (FIR) kurang.

Sebagai informasi, Pasal 37 dan 38 Konvensi Chicago 1944 menyebutkan setiap negara harus mengupayakan standar internasional yang sama. Negara yang tidak mampu menyamakan standar internasional bisa mendelegasikan ke negara lainnya.

Advertisement

"Hanya selama ini, maaf, pemerintah Indonesia itu kurang agresif," kata Luhut dalam tayangan video, Kamis (8/9).

Menurut Luhut, Indonesia sejak dulu seharusnya mampu menyediakan layanan navigasi udara di atas wilayahnya. Selain itu, ia menilai sumber daya manusia pada Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan sudah sangat berkualitas.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo akan memperbaharui alat penerbangan. "Sehingga kita tidak ada masalah (untuk memenuhi standar internasional)," kata Luhut.

Mengutip dari laman Kementerian Perhubungan, Indonesia berupaya mengakhiri status quo ruang udara di atas Kepulauan Riau dan Natuna sejak 1995. Upaya tersebut dilakukan lebih gencar di bawah kepemimpinan Jokowi pada 2015.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement