Jokowi Targetkan 200 Rumah Baru Korban Gempa Cianjur Beres Tahun Ini
Presiden Joko Widodo menargetkan sebagian pembangunan rumah bagi penyintas gempa Cianjur akan rampung pada tahun ini. Rumah tersebut ditujukan bagi para warga terdampak yang harus melakukan relokasi lantaran tanah di bawah rumah mereka berada di atas sesar Cimandiri.
Jokowi menjelaskan mayoritas penyintas yang harus merelokasi rumahnya merupakan penyintas yang berada di pusat Gempa Cianjur, khususnya Kecamatan Cugenang. Sejauh ini, Kepala Negara telah menginstruksikan pembangunan 1.800 unit hunian tetap kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR.
"Yang untuk 200 unit rumah, iya selesai tahun ini. Yang 2.000 unit kira-kira selesai sebelum Lebaran 2023," kata Presiden Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Senin (5/12).
Pembangunan 200 unit rumah yang dimaksud Jokowi berada di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Cianjur. Jenis rumah yang dibangun adalah rumah fabrikasi dengan standar anti gempa.
Beberapa bagian rumah telah dibuat di sekitar lokasi pembangunan dan pembangunan rumah hanya memasang komponen tersebut. Oleh karena itu, Jokowi optimistis pembangunan 200 unit rumah dapat rampung kurang dari 30 hari.
Berdasarkan pengamatan Katadata.co.id, salah satu kontraktor yang bertugas dalam proyek tersebut adalah PT Brantas Abipraya. Sementara itu, Kementerian PUPR belum menetapkan nilai kontrak pasti yang akan dikeluarkan negara untuk membangun 200 unit rumah tersebut.
Kepala Negara mengatakan konstruksi sebanyak 1.600 unit rumah akan dimulai pada 8 Desember 2022. Pada tanggal yang sama, Presiden Jokowi akan menyerahkan dana bantuan revitalisasi rumah terdampak Gempa Cianjur.
Jokowi berharap dimulainya pembangunan rumah relokasi tersebut dapat memberikan aktivitas bagi para penyintas di Kota Santri. Dengan demikian, roda perekonomian di Cianjur dapat bergerak kembali.
Jokowi mengatakan jumlah rumah yang terdampak dari Gempa Cianjur lebih dari 56.000 unit. Hingga 23 November 2022, total rumah yang terdampak dari Gempa Cianjur mencapai 56.320 unit.
Sebelumnya, Presiden telah menjanjikan bantuan dana perbaikan bagi rumah rusak berat senilai Rp 50 juta per unit, rumah rusak sedang sebanyak Rp 25 juta per unit, dan rumah rusak ringan sebanyak Rp 10 juta per unit.
Para penyintas akan mendapatkan dana bantuan tersebut. Kepala Negara setidaknya menyebutkan dua cara penyaluran dana bantuan tersebut, yakni secara langsung dan melalui akun tabungan di bank.
"Ini sistemnya sudah disiapkan dan ini saya datang ke sini untuk mengecek persiapan itu," ujar Jokowi.
Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan, dana perbaikan rumah rusak sedang dan ringan akan menggunakan skema reimburse. Sedangkan dana perbaikan rumah rusak berat dapat diserahkan seluruhnya kepada pemilik rumah.
Menurutnya, warga dengan rumah rusak berat memiliki tiga pilihan untuk menggunakan dana perbaikan tersebut. Ketiga pilihan tersebut adalah diserahkan pembangunannya ke pemerintah, digunakan sendiri, dan menggunakan pemborong pihak ketiga.