Pengusaha Minta Jaminan Pasar Hilirisasi Batu Bara Meski Royalti 0%

Muhamad Fajar Riyandanu
3 Januari 2023, 19:52
batu bara, royalti, perppu cipta kerja
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (29/11/2022).

Para pelaku usaha batu bara menilai positif langkah pemerintah yang menetapkan iuran produksi atau royalti 0% kepada perusahaan yang menjalankan hilirisasi batu bara. Meski demikian, mereka tetap berharap pemerintah bisa memberikan jaminan ketersediaan pasar hingga insentif lainnya.

Royalti 0% tersebut diatur dalam Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) Cipta Kerja yang baru diterbitkan. Perusahaan yang akan mendapatkan iuran produksi nol persen adalah mereka yang melakukan hilirisasi dan menghasilkan gasifikasi batu bara atau Dimethyl Ether (DME), methanol dan batu bara cair.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia, mengatakan hilirisasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendukung keberlanjutan industri nasional. Namun prospek bisnis gasifikasi batu bara ataupun batu bara cair sangat tergantung oleh faktor keekonomian.

Menurutnya, keekonomian bisnis hilirisasi batu bara menarik sepanjang pemerintah menyediakan fasilitas insentif fiskal dan non-fiskal, ketersediaan pasar dan adanya kepastian regulasi jangka panjang.

"Hal itu akan mendorong perusahaan tidak saja penambang batu bara, tapi juga investor lainnya untuk berinvestasi," kata Hendra saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Senin (3/1).

Makanya Hendra mendorong pemerintah untuk segera menyiapkan ekosistem industri di dalam negeri yang siap menyerap batu bara. Penetapan proyek hilirisasi batu bara sebagai bagian dari proyek strategis nasional (PSN) hendaknya menjadi momentum menciptakan industri domestik.

"Karena salah satu faktor suksesnya hilirisasi batu bara adalah ketersediaan pasar di dalam negeri yang dapat menyerap produk-produk hilirisasi batu bara," ujar Hendra.

Dalam catatan APBI, upaya peningkatan nilai tambah emas hitam telah dilaksanakan sejak 2019 oleh PT Pesona Khatulistiwa Nusantara lewat kegiatan pengolahan peningkatan mutu kualitas batu bara alias upgrading coal.

Pabrik tersebut mengolah 1,2 juta ton batu bara berkalori 3.200 kkal per kilogram untuk menghasilkan batu bara dengan kualitas 5.000 kkal per kg dengan jumlah volume mencapai 700.000 ton per tahun.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...