Ini Daftar Pekerjaan Paling Diperlukan Menurut Program Kartu Prakerja
Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP) telah menyusun jenis pekerjaan yang dibutuhkan pada tahun ini. Total jenis pekerjaan mencapai 138 pekerjaan yang dikelompokkan ke dalam 8 industri.
Seluruh pekerjaan tersebut merupakan kompilasi dari empat studi yang disusun oleh lembaga pemerintah maupun lembaga internasional. Lembaga yang dimaksud adalah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, World Economic Forum, Pemerintah Australia, Bank Dunia, dan Korea-World Bank Partnership Facility.
"Kami pun bingung karena industrinya banyak banget, tapi salah satu yang kami utamakan adalah pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan bidang digital," kata Head Kemitraan dan Program MPPKP Dwina M Putri dalam Media Gathering Manajemen Kartu Prakerja, Rabu (18/1).
Dwina menjelaskan perkembangan dunia digital di dalam negeri sangat pesat. Selain bidang digital, Dwina menemukan ada beberapa pekerjaan yang kerap diulang dalam empat studi yang menjadi referensi MPPKP.
Pekerjaan tersebut adalah Profesional Intelijen Bisnis, Analis Keuangan, Akuntan, Pengelolaan Logistik, Natural Raw Material Buyer, PR Brand & Relasi, Mekanik dan Tukang Reparasi Mesin Pertanian dan Industri, Mekanik dan Pemasangan Peralatan listrik, Sopir Truk Berat, Housekeeping, Shop Keepers, Kurir, dan Medical Sales.
Dwina menegaskan program ini tidak menjanjikan pesertanya mendapatkan pekerjaan setelah selesai melalui pelatihan. Namun lembaga pelatihan yang masuk dalam Program Kartu Prakerja dapat menjanjikan hal tersebut.
Lembaga pelatihan juga telah melakukan nota kesepahaman dengan pemberi kerja. Contohnya, peserta yang telah melalui pelatihan oleh Kementerian Perindustrian mendapatkan penempatan kerja setelah masa pelatihan berlangsung di perusahaan manufaktur.
Direktur Komunikasi, Kemitraan Program, dan Pengembangan Ekosistem MPPKP Kurniasih Suditomo mengatakan janji penempatan kerja tersebut dapat menjadi keunggulan. Pasalnya, lembaga pelatihan akan bersaing untuk menarik perhatian peserta Program Kartu Prakerja untuk membeli program pelatihannya masing-masing.
Kurniasih mengatakan minat peserta Program Kartu Prakerja tidak mengacu pada lokasi tinggal peserta tersebut. Sebagai contoh, sebagian peserta yang tinggal di wilayah pesisir tidak memilih pelatihan yang berhubungan dengan laut, namun pelatihan terkait pekerjaan kantoran.
"Mau Indonesia bagian barat atau timur, pelatihan dan keterampilan untuk mengolah data dan menulis dengan baik itu tetap populer," ujar Kurniasih.
Sedangkan lembaga pelatihan yang ada di dalam Program Kartu Prakerja dapat berasal dari pemerintah maupun pihak swasta selama lolos kualifikasi. Adapun, kualifikasi yang dimaksud akan penilaian kurikulum pelatihan yang dilakukan oleh tiga pihak, yakni Kamar Dagang dan Industri Indonesia, perguruan tinggi, dan MPPKP.
Untuk diketahui, syarat untuk menjadi peserta Program Kartu Prakerja tahun ini setidaknya ada dua, yakni berumur 18-65 tahun dan tidak menjadi peserta didik. Artinya, peserta Program Kartu Prakerja bukan siswa SMA/SMK maupun mahasiswa aktif.
Di sisi lain, pemerintah tidak memprioritaskan kelompok mana yang akan mendapatkan kesempatan menjadi peserta Program Kartu Prakerja. Akan tetapi, lokasi tempat tinggal calon peserta akan menjadi salah satu pertimbangan utama.
Menurutnya, angka pengangguran di suatu daerah akan menjadi faktor penentu seseorang masuk dalam program tersebut atau tidak. Calon peserta yang berasal dari daerah dengan angka pengangguran tinggi berpeluang lebih besar untuk menjadi peserta.
"Masih banyak daerah-daerah yang jumlah pendaftarnya masih kurang banyak, sehingga mereka harus didorong mendaftar, terutama (dari) daerah timur," katanya.