Strategi Pertamina dan Medco Sambut Tren Baru Bisnis Energi Bersih

Ameidyo Daud Nasution
7 November 2020, 13:27
pertamina, medco, energi hijau
123RF.com
Ilustrasi pembangkit listrik panas bumi. Pertamina dan Medco Power menyiapkan strategi dalam menyambut tren penggunaan energi baru dan terbarukan.

Perubahan yang terjadi di sektor energi turut direspons PT Pertamina (Persero) dan PT Medco Power. Kedua perusahaan ini terus bertransformasi menuju penggunaan energi bersih sesuai dengan tren yang terjadi saat ini.

Pertamina memperkirakan jika proses tranformasi hijau benar-benar berjalan, maka porsi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi dunia akan menurun dari 90% pada 2019 menjadi 67% pada 2030.

Advertisement

Strategi Pertamina adalah mengintegrasikan rantai nilai dari sumber daya hilir termasuk kelistrikan. Salah satu yang menjadi fokus adalah mengembangkan sumber energi alternatif dan lebih bersih seperti panas bumi dan gas.

“Jadi memproduksi power, khususnya geotermal,” kata Senior Vice President Corporate Strategic Growth Pertamina Daniel Purba dalam webinar bertajuk tantangan bidang energi usai pandemi yang digelar Universitas Prasetiya Mulya, Sabtu (7/11).

Dari data Pertamina, perusahaan pelat merah tersebut menyasar transformasi sebagai pemimpin dalam energi terbarukan. Kapasitas panas bumi disiapkan sebesar 1 sampai 2 gigawatt, sedangkan volume gas mencapai 2,4 bcdf.

Meski demikian, Pertamina juga akan tetap fokus pada minyak yang menjadi andalannya. Bedanya, mereka akan mengintegrasikan bisnisnya dalam satu rantai kesatuan dari hulu hingga hilir.

Sebagai contoh, mereka akan mengintegrasikan pasokan minyak dengan industri turunannya seperti petrokimia. “Di kilang, kami akan eksekusi dalam satu kesatuan yang terintegrasi,” kata Daniel.

Seluruh langkah tersebut dilakukan merespons enam tren besar di bidang energi yang akan terjadi. Selain dekarbonisasi dan integrasi, kecenderungan bisnis energi ke depan adalah elektrifikasi, digitalisasi, kustomisasi, dan desentralisasi energi.

Tren dekarbonisasi ini juga diperkuat menurunnya permintaan energi fosil akibat pandemi Covid-19. Dari data Pertamina, penurunan permintaan bahan bakar gasolin dari transportasi menurun 18%, diesel turun 12%, sedangkan avtur anjlok hingga 50%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement