Perbaiki Sumur, Pertamina Tingkatkan Produksi Lapangan Sukowati
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan strategi baru yang dilakukan bersama Pertamina EP Aset 4 berhasil meningkatkan produksi minyak Lapangan Sukowati. Saat ini produksi lapangan tersebut mencapai 9.000 barel per hari (BOPD) atau naik 3.000 BOPD ketimbang tiga bulan lalu.
Vice President Perencanaan SKK Migas Dadang Rukmana mengatakan strateginya adalah perawatan dan perbaikan sumur yang statusnya shut-in. Biaya yang diperlukan untuk konsep bernama well service ini terhitung murah, sekitar USD$ 500 ribu hingga US$ 900 ribu atau seperlima biaya pengeboran sumur baru.
Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk perawatan dan perbaikan kurang lebih selama 30 hari. Produksi yang bisa dihasilkan mencapai lima kali lipat dibandingkan program pengeboran sumur baru. Dadang juga mengatakan program ini sangat mungkin diterapkan di lapangan lain.
"Dari 12 sumur uji coba, 9 sumur dapat dihidupkan kembali dengan produksi 400 BOPD hingga 2.000 BOPD", ujar Dadang berdasarkan keterangan tertulis, Kamis (22/8). Uji coba terakhir program ini dilakukan di sumur SKW-12 dan berhasil memproduksi minyak sebesar 2.230 BOPD.
(Baca: Tahan Laju Penurunan Produksi, Pertamina Kerjakan 8 Proyek EOR)
SKK Migas menganggap hal ini sebagai keberhasilan mengingat dalam kurun waktu 9 tahun terakhir, Lapangan Sukowati terus mengalami penurunan. Padahal puncak produksi lapangan ini pernah mencapai 40 ribu BOPD. Lapangan Sukowati merupakan salah satu Wilayah Kerja terminasi yang pengelolaannya diberikan kepada Pertamina EP Aset 4 sejak 20 Mei 2018.
Selanjutnya, tim SKK Migas bersama Pertamina EP Aset 4 yang dipimpin oleh Dadang selaku konseptor program akan kembali melakukan uji coba di Lapangan Sele-Linda dan Lapangan Poleng. Dadang berharap uji coba berikutnya mampu memberikan hasil yang positif dalam upaya pemerintah meningkatkan produksi migas nasional.