Data Ekonomi Tiongkok dan Jerman Jatuh Seret Harga Minyak Turun

Image title
15 Agustus 2019, 09:22
Harga Minyak, Tiongkok, Jerman.
KATADATA
Data indikator ekonomi Jerman dan Tiongkok bawa harga minyak dunia merosot.

Harga minyak dunia pada perdagangan kemarin, Rabu (14/8), turun. Pergerakan ini mengekor data indikator ekonomi terbaru dari Tiongkok dan Jerman yang tidak menggembirakan sehingga membawa kekhawatiran bagi permintaan global.

Mengutip Reuters, kemarin harga minyak mentah Brent ditutup pada level US$ 59,48 per barel, merosot 3 % dari perdagangan hari sebelumnya. Sedangkan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) berada di angka US$ 55,23 per barel atau turun 3,3 %.

Advertisement

Cina melaporkan data pertumbuhan industri 4,8 %  pada Juli 2019. Angka ini merupakan yang terendah sejak Februari 2002. Hal tersebut menjadi gambaran akan dampak ekonomi yang melebar karena perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

Di belahan dunia lain, merosotnya ekspor membawa ekonomi Jerman tumbuh negatif 0,1 % pada kuartal kedua 2019. "Data dari Tiongkok dan potensi resesi yang muncul di Jerman semua itu faktor kekhawatiran permintaan minyak global," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago seperti dilansir dari Reuters, Kamis (15/8).

(Baca: Goldman Sachs: Kekhawatiran Perang Dagang Berujung Resesi Meningkat)

Kekhawatiran resesi juga melanda ekonomi Amerika dengan kurva imbal hasil obligasi AS terbalik untuk pertama kalinya sejak 2007. Bukan hanya itu, naiknya persediaan minyak mentah AS secara tak terduga dalam minggu kedua Agustus  turut memberi dampak pada harga.

Energy Information Administration (EIA) mengatakan dalam laporannya bahwa stok minyak mentah AS naik 1,6 juta barel pekan lalu. Angka ini berbeda dengan ekspektasi analis yang meramal penurunan pasokan jadi 2,8 juta barel karena kilang memangkas produksi.

(Baca: Harga Minyak Melonjak Pasca AS Tunda Kebijakan Tarif Impor Tiongkok)

"Risiko global membuat kontraksi besar dan dengan mudah mengalir ke pasar minyak," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates.

Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement