Harga Emas Dunia Terus Naik di Tengah Sinyal Resesi AS
Harga emas dunia berbalik menguat pada Kamis pagi, 29 Agustus 2019, setelah sedikit terkoreksi pada perdagangan sebelumnya. Aset aman atau safe haven semakin diburu seiring menguatnya sinyal resesi Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka di bursa Comex berada di posisi US$ 1.551 per ounce, atau naik 0,12% dari perdagangan sebelumnya. Sedangkan harga emas di pasar spot US$ 1.542, naik 0,23% dari perdagangan sebelumnya.
Adapun Reuters memberitakan harga emas sempat melemah tipis pada Rabu, 28 Agustus 2019, waktu Eastern Daylight Time (EDT). Ini seiring penguatan tipis dolar AS, dan investor yang mengambil untung setelah harga emas melonjak 1%.
Pergerakan naik harga emas pada Kamis ini sejalan dengan prediksi pengamat pasar. “Saya tidak melihat penurunan ini akan lama,” kata Senior Market Strategist di RJO Futures Bob Haberkorn, seperti dikutip Reuters, Rabu (28/8).
(Baca: Ketakutan Resesi AS Kerek Harga Emas, Logam Mulia Antam Dekati Rekor)
Ia meyakini harga emas masih akan stabil di tengah ketidakpastian seputar sengketa dagang AS dan Tiongkok. Emas juga masih menjadi instrumen investasi yang menarik di tengah penantian kebijakan moneter AS.
“Apalagi dengan inversi kurva yield US Treasury maka pembelian (emas) akan cepat terjadi,” kata Haberkorn. Inversi kurva yield ini merupakan salah satu sinyal resesi.
Dari dalam negeri, harga emas Antam terpantau turun. Mengutip situs logammulia.com, harga emas Antam hari ini tercatat Rp 771 ribu per gram, turun Rp 1.000 dari posisi kemarin. Namun, harga penjualan kembali terpantau positif. Di sisi lain, harga penjualan kembali naik Rp 1.000 ke posisi Rp 699 ribu per gram.
(Baca: Harga Emas Antam Turun Setelah Cetak Rekor Tertinggi)
Harga emas batangan Antam, Kamis, 29 Agustus 2019 :
Emas batangan 0,5 gr: Rp 410.000
Emas batangan 1 gr: Rp 771.000
