Sri Mulyani Sentil Negara Maju Ingkar Janji Bantu Rp 1.437 Triliun

Abdul Azis Said
5 November 2021, 08:52
sri mulyani, lingkungan,
Youtube/Kemenkeu RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani

Negara-negara maju telah berjanji untuk menyalurkan pembiayaan ratusan miliar dolar untuk membantu negara berkembang menangani perubahan iklim. Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan hingga saat ini janji tersebut belum terpenuhi.

Analisis OECD terbaru yang dirilis pada akhir Oktober lalu menunjukkan, target penyaluran US$ 100 miliar atau setara Rp 1.437 triliun (Kurs Rp 14.370 per US$) tersebut mungkin baru tercapai pada tahun 2023.  Padahal dana ini awalnya ditargetkan bisa tersalurkan penuh pada tahun 2020.

Advertisement

Sedangkan realisasi pada tahun 2019 sudah mencapai US$ 79,6 miliar, naik 2% dalam setahun.  "Negara-negara maju gagal memenuhi janji mereka untuk mendanai US$ 100 miliar per tahun bagi negara-negara berkembang dalam menghadapi ancaman climate change baik dalam bentuk program adaptasi maupun mitigasi," tulis Sri Mulyani dalam akun instragm pribadinya @smindrawati, Kamis (4/11).

Sri Mulyani menilai negara-negara berkembang butuh sumber pendanaan yang transparan, adil dan kredibel bagi penanganan perubahan iklim. Karena itu,  ia akan menagih janji negara maju itu lantaran Indonesia juga memiliki agenda pembiayaan mengatasi perubahan iklim.

"Saya meminta jajaran Kementerian Keuangan untuk menyusun strategi detail dan berjuang keras dan inovatif dalam forum internasional, ini untuk menjaga kepentingan Indonesia dan menjadi warga dunia yang bertanggung jawab," ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
A post shared by Sri Mulyani Indrawati (@smindrawati)

Sri Mulyani sebelumnya juga sempat mengatakan bahwa negara berkembang harus diberi keleluasan dan tidak dipatok standar yang sama dengan negara maju terkait target perubahan iklim. Hal ini karena setiap negara memiliki kemampuan fiskal yang berbeda-beda untuk menangani fenomena tersebut.

Di sisi lain, menurutnya negara maju punya kewajiban untuk membantu negara berkembang dan miskin dalam menangani perubahan iklim, termasuk selama proses transisi.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement