Harga Sawit Meningkat, Laba Triputra Agro Melonjak 27% Tahun Lalu
PT Triputra Agro Tbk (TAPG) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,16 triliun di 2021. Angka ini tumbuh 27,2% dari perolehan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 911,06 miliar.
Pertumbuhan laba didorong penjualan minyak kelapa sawit yang tumbuh signifikan. Perseroan mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 19,2% menjadi Rp 6,28 triliun secara tahunan.
"Didorong oleh hasil produksi yang stabil karena mayoritas umur tanaman berada pada usia produktif, beban produksi yang terkontrol, dan peningkatan harga jual komoditas," kata Presiden Direktur TAPG, Tjandra Karya Hermanto dalam keterangan resminya, Jumat (25/3).
Ia menjelaskan, perseroan tetap mempertahankan kinerja yang baik meski di tengah pandemi Covid-19 dengan menjaga stabilitas produksi. Selain itu, kinerja perseroan yang cemerlang juga didukung oleh harga crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO) yang tinggi.
Penjualan minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit Triputra Agro tahun lalu naik 18,9% menjadi Rp 6,18 triliun secara year on year. Adapun angka penjualan tandan buah segar meningkat 34,3% menjadi Rp 75,25 miliar. Selain itu penjualan karet tahun lalu naik 78% secara year on year menjadi Rp 19,26 miliar.
Di samping itu, beban pokok penjualan perusahaan yang didirikan konglomerat Theodore Permadi Rachmat itu turut meningkat menjadi Rp 4,66 triliun dari sebelumnya Rp 3,87 triliun. Sementara itu, pertumbuhan aset perusahaan sepanjang 2021 sebesar naik 1% menjadi Rp 12,45 triliun secara tahunan.
Di sisi lain, liabilitas perseroan tercatat turun sebesar 18% menjadi Rp 4,65 triliun. Sementara itu, ekuitas meningkat 17% menjadi Rp 7,8 triliun dari sebelumnya Rp 6,7 triliun.
Sebagai informasi, pada awal Desember tahun lalu, perseroan telah meresmikan pabrik pengolahan kelapa sawit baru di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Dengan tambahan tersebut, maka perseroan memiliki 17 unit pabrik dengan total kapasitas olah sebanyak 950 ton per jam.
Perseroan melalui anak usahanya juga sedang membangun satu pabrik dengan kapasitas olah 30 ton per jam di Kalimantan Timur dan satu Kernel Crushing Plant (KCP) berkapasitas 300 ton per hari di Kalimantan Tengah.
Tahun ini, perseroan optimistis dapat terus berkembang. Hal tersebut karena umur tanaman yang dimiliki mayoritas berada pada umum produktif dengan rata-rata mencapai 11,3 tahun per Desember 2021.