Sentimen The Fed, Rupiah Terus Tertekan hingga Rp 14.699 per Dolar AS

Ameidyo Daud Nasution
14 Juni 2022, 22:15
Seorang karyawan menghitung uang nasabah di Kantor Cabang BNI Jakarta Pusat, Jumat (27/5/2022). Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Mei 2022 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen, sejalan dengan perlunya menjaga stabilit
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.
Seorang karyawan menghitung uang nasabah di Kantor Cabang BNI Jakarta Pusat, Jumat (27/5/2022). Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Mei 2022 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen, sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi, serta upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari Selasa (14/6). Dari Bloomberg, rupiah hari ini ditutup di level Rp 14.699 per dolar Amerika Serikat.

Sedangkan data yang diterbitkan Bank Indonesia sore ini menempatkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) di level Rp 14.729 per dolar AS.

Level penutupan ini juga merupakan yang terlemah sejak 19 Mei lalu yakni Rp 14.719 per dolar. Pelemahan ini juga lantaran ekspektasi kebijakan bank sentral AS.

"Masih melemah karena sentimen The Fed," kata analis pasar uang Ariston Tjendra, Selasa (14/6) dikutip dari Antara.

 Pasar saat ini memperkirakan The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya yakni 50 basis poin.

Perkiraan langkah The Fed yang lebih agresif untuk merespons inflasi AS yang terus melonjak. Inflasi di Negeri Abang Sam saat ini mencapai 8,6% atau tertinggi selama 40 tahun terakhir.

"Harga aset berisiko rontok karena pasar mengantisipasi hal tersebut," kata Ariston.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 74 poin ke level Rp 14.756 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pelemahan ini juga sejalan mata uang lain di kawasan seperti won Korea Selatan, rupee India, baht Thailand, hingga ringgit Malaysia.

Analis DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah diperkirakan masih akan tertekan oleh penguatan dolar AS di tengah sentimen risk off di bursa global. Pasar mengantisipasi sikap the Fed yang akan lebih hawkish pada pertemuan pekan ini. Namun, ada kabar baik dari domestik.

"Dari sisi domestik, surplus perdagangan yang akan dirilis pekan ini akan sedikit menahan rupiah dari perlemahan yang lebih besar," kata Lukman kepada Katadata.co.id.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...