Anggaran Bansos BBM Dinilai Masih Kecil, Diusulkan Rp 1 Juta per Bulan
Pemerintah berencana memberikan bantuan sosial (bansos) dengan total nilai Rp 24,1 triliun. Bantuan ini diserahkan di tengah wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Meski demikian, Guru besar Keuangan dan Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan angka bansos tersebut belum cukup untuk menjaga daya beli masyarakat. Alasannya, ada faktor ekspektasi masyarakat yang perlu dijaga pemerintah karena wacana kenaikan diputuskan dalam waktu pendek.
"Harus ditambah, karena tidak direncanakan. Agak sulit memang," kata Budi dalam Kelas Jurnalistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Senin (30/8).
Adapun, anggaran tersebut terdiri atas bantuan langsung tunai (BLT) kepada 20,65 juta keluarga sebesar Rp 12,4 triliun, bantuan subsidi upah Rp 9,6 triliun, serta bantuan untuk daerah Rp 2,17 triliun.
Selain itu, Budi menyampaikan inflasi dapat menembus 8% jika harga BBM Pertalite langsung dikerek hingga Rp 10 ribu per liter. Dia menyarankan pemerintah menaikkan harga bahan bakar secara berkala.
"Kalau naik secara gradual tidak sampai Rp 10 ribu tahun ini maka inflasi bisa rendah," katanya.
Budi juga memprediksi kenaikan harga BBM kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat. Pasalnya kompensasi bansos akan dicairkan pada 1 September mendatang.